Doktor FK Membuat Alat Ukur Kualitas Rujukan Obstetri

FK-UGM. Dokter Spesialis Konsultan Obstetri dan Ginekologi, Eugenius Phyowai Ganap kini resmi menyandang gelar Doktor Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (24/10) dalam sidang terbuka di gedung Auditorium. Melalui disertasi yang berjudul: “Penggunaan Alat Ukur Kualitas Rujukan Obstetri Sosial Sebagai Alat Bantu Pembuatan Rekomendasi Pada Forum Audit Maternal Perinatal”, berhasil membawa alumni program pendidikan Dokter angkatan 2000 yang juga staf pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UGM ini menjadi Doktor UGM ke 3.779 dengan predikat sangat memuaskan.

Menurut data Badan Pusat Statistik, tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan 2012 AKI melonjak secara signifikan mencapai 359 per 100.000  kelahiran hidup. Kemudian tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan AKI menunjukkan adanya kenaikan kasus kematian ibu sekaligus menjadi indikasi terjadinya risiko yang akan dihadapi oleh ibu ketika menjalani kehamilan dan persalinan. Kenaikan AKI menjadikan peringkatan yang harus diperhatikan secara serius bagi pemerintah dan para penyedia layanan kesehatan.

Sistem rujukan merupakan elemen utama untuk kesuksesan program AKI. Perencanaan sistem rujukan yang kurang memadai juga dapat menimbulkan masalah yang membuat rujukan menjadi tidak berjalan dengan optimal. Sistem rujukan di Indonesia masih kurang optimal karena kurang memadainya jumlah SDM, fasilitas, komunikasi yang memadai. Bahkan data menyebutkan AKI bisa dikurangi sampai dengan 20 persen dengan jika fasilitas kesehatan rujukannya yang memadai. Beberapa catatan tersebut menjadi alasan dokter peraih Tadjuluddin Award tahun 2011 untuk penelitian disertasinya. Baginya, sistem rujukan yang saat ini berjalan belum berjalan dengan optimal karena sistemnya belum komprehensif sehingga perlu adanya suatu terobosan untuk memperbaiki sistem rujukan tersebut.

Alat ukur kualitas rujukan obstetri sosial adalah alat ukur yang telah dirancang untuk mengatasi kasus rujukan pasien dengan kasus kegawatdaruratan obstetri. Alat ukur tersebut terdiri dari beberapa komponen yaitu usia, wilayah/jarak, penyebab, sumber daya manusia, prosedur, komunikasi, transportasi, pembiyaan, dan GPS. Alat ukur ini kemudian diujikan di Unit Gawat Darurat RSUP Dr. Sardjito selama 1 – 30 September 2016. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa alat ukur rujukan obstetri tersebut mampu menilai kualitas rujukan obstetri yang ada di RSUP Dr. Sardjito. Kemudian alat ini pun juga berpengaruh terhadap luaran perinatal.

Alat ukur ini tentunya masih perlu dilakukan monitoring, evaluasi, serta sosialisasi berkelanjutan. Namun, alat ukur kualitas rujukan obstetri sosial dapat digunakan untuk menjadi alat bantu pembuatan rekomendasi pada Forum Audit Maternal Perinatal. “Harapannya alat ukur kualitas rujukan obstetri sosial bisa diterapkan secara nasional pada tahun 2019,” ungkap dokter Phyowai.

Prof. dr. H. Moh. Hakimi, Sp.OG(K), Ph.D selaku promotor pun mengapresiasi adanya alat ini. “Tentunya ini menjadi harapan baru untuk menurunkan angka kematian ibu. Tidak hanya itu, tapi juga dapat menjadi masukan untuk seluruh pihak yang terlibat agar membantu terciptanya sistem rujukan yang komprehensif demi menurunkan angka kematian ibu di Indonesia”, paparnya. (Farah/Reporter)

Berita Terbaru