Workshop Pengelolaan Terkini: “Robekan Perineum”

Robekan perineum dalam berbagai derajat memerlukan penjahitan yang tepat agar  fungsi yang terkait dengan jaringan yang robek dapat dikembalikan seoptimal mungkin.  Sebanyak 25% primipara pasca persalinan mengalami gangguan defekasi, sepertiga kasus diantaranya akibat trauma sfingter ani pada persalinan. Dispareunia, inkontinensi urin atau retensi urin dapat menurunkan kualitas hidup perempuan. Inkontinensi anal dan fistula bahkan seringkali berkaitan dengan isu medikolegal dan pembiayaan yang cukup besar. Banyak perempuan menganggap penyulit yang timbul setelah persalinan merupakan konsekuensi wajar dari perjalanan menjadi seorang ibu. Rasa malu dan ketidaktahuan kemana harus mencari pertolongan juga membuat perempuan cenderung bersikap menerima keadaan. Di sisi lain, masih banyak penolong persalinan belum mampu mengenali dan mengelola berbagai dampak robekan perineum akibat persalinan.

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu: mengenal faktor risiko, mampu melakukan tindakan pencegahan robekan perineum, menilai derajat robekan perineum, melakukan reparasi robekan perineum, melakukan perawatan pasca reparasi dan melakukan rujukan

Download Brosur

Berita Terbaru