Studi Banding Tim Stem Cell UGM ke National University Hospital Singapura & Stem Cell and Cancer Institute Jakarta

Pada tanggal 1 hingga 2 Desember 2015 tim sel punca (stem cell) FK UGM/RSUP Dr Sardjito dan RS UGM berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke Tissue Engineering and Cell Therapy (TECT) Lab, Department of Orthopaedic Surgery National University Hospital (NUH) Singapura dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI) Jakarta. Studi Banding ini bertujuan untuk memperoleh data, informasi, serta pengetahuan yang diperlukan untuk pengembangan pelayanan sel punca di FK UGM dan rumah sakit pendidikan FK UGM (RSUP DR Sardjito dan RS UGM). Selain itu kegiatan ini juga bermaksud untuk menjalin kerjasama dengan NUH dan SCI dalam pelaksanaan penelitian dan pelayanan sel punca di FK UGM dan rumah sakit jejaringnya. Kegiatan ini diikuti oleh staf dari Fakultas kedokteran UGM dan rumah sakit jejaring pendidikan FK UGM (RSUP DR Sardjito dan RS UGM) yang terlibat dalam penelitian, pelayanan dan pendidikan sel punca. Rombongan dipimpin oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK UGM dr Ova Emilia, SpOG, PhD, Wakil Dekan Bidang SDM dan Aset dr Ibnu Purwanto, SpPD-KHOM, Direktur medik dan Keperawatan RSUP Dr Sardjito dr Rukmono Siswishanto, SpOG, Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Dr Sardjito drg Rini Sunaring Putri, M.Kes, serta ketua Tim Sel Punca UGM Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo, Sp.S(K).

Pada kunjungan tanggal 1 Desember 2015 ke TECT, Department of Orthopaedic Surgery NUH, tim diterima oleh Prof James Hui (Kepala Department of Orthopaedic Surgery NUH) dan Dr Barnabas Ho (pengelola TECT). Kegiatan dimulai dengan presentasi Dr Barnabas Ho mengenai standar laboratorium untuk pelayanan stem cell yang diterapkan di TECT. Dr Ho juga menjelaskan mengenai uji klinis-uji klinis yang sedang berjalan di TECT mengenai stem cell. Presentasi ini diikuti diskusi yang cukup intens. Anggota tim studi banding kemudian mendapat kesempatan untuk mengunjungi lab beliau. Laboratorium di TECT ini adalah fasilitas stem cell yang ditujukan untuk pelayanan pasien. Oleh karena itu, harus sangat terjaga sterilitasnya untuk menghindari kontaminasi yang berujung pada patient’s safety. Berbagai macam cara dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi, mencakup :

  • Ventilasi dan aliran udara (untuk pergantian udaranya) yang diatur dengan sistem pengudaraan
  • positive-negative pressure
  • Inkubator yang digunakan harus dapat mencegah terjadinya kontaminasi antara satu sampel pasien dengan yang lain.
  • Ruang lab dibagi menjadi level D, C, B. Semakin ke dalam levelnya semakin tinggi. Processing untuk stem cell dilakukan di dalam ruang level B, di mana didalamnya terdapat BSC sebagai tempat yang mewakili level A untuk tempat processing. Untuk memasuki tingkatan-tingkatan ruang lab tersebut, peneliti harus memakai pakaian pelindung khusus (gowning) yang berlapis-lapis.

studi banding nus stem cell

Setelah kunjungan lab, tim berkesempatan berdiskusi secara singkat dengan Profesor James Hui. Prof James Hui menceritakan bahwa memulai suatu lab stem cell bukanlah suatu proses yang mudah. Di samping memerlukan ketekunan, ketelitian dan waktu, lab stem cell juga biasanya membutuhkan biaya yang besar. Hal ini penting untuk diperhitungkan dengan matang sebelumnya.

Setelah selesai kegiatan di NUH, tim kemudian langsung terbang kembali ke Jakarta. Keesokan harinya pada tanggal 2 Desember 2015 dilakukan kunjungan ke Stem Cell and Cancer Institute (SCI). SCI merupakan lembaga yang didirikan oleh PT Kalbe Farma pada tahun 2006. Sejak berdirinya SCI Kalbe terus terlibat aktif dalam berbagai penelitian sel punca. SCI mendirikan laboratorium Regenerative and Cellular Therapy (ReGeniC) pada tahun 2010 untuk menyediakan layanan pemrosesan stem cell untuk pengobatan berbagai penyakit di beberapa Rumah Sakit. Pada 2013 ReGeniC menjadi laboratorium pertama di Indonesia yang memperoleh lisensi dari Departmen Kesehatan untuk mengembangkan sel punca.

Pada Kunjungan ke SCI ini tim diterima oleh Direktur SCI dr. Sandy Qlintang yang didampingi oleh staf beliau Indra Bachtiar Ph.D, Yuyus Kusnadi Ph.D, Dr. Harry Murti dan Maurin Merlina, S.Si, MM. Pada sesi pertama Pak Yuyus mempresentasikan mengenai kegiatan pelayanan autologous stem cell yang dilakukan di SCI. Beliau memaparkan kegiatan uji klinis yang sudah berjalan di SCI, mencakup penggunaan autologous stem cell untuk kasus-kasus seperti ostoartritis, malunion fracture, infark miokard, cedera medulla spinalis, dan lain-lain. Beliau juga menerangkan mengenai standar laboratorium sel punca di SCI. Pada sesi berikutnya Pak Indra Bachtiar mempresentasikan mengenai riset pengembangan allogenic stem cell di SCI yang berasal dari warthon jelly (cairan seperti jel yang terdapat di tali pusat). Beliau menerangkan bahwa allogenic stem cell ini sudah siap untuk memasuki fase uji klinik, dan beliau mengajak FK UGM/RSUP Dr Sardjito untuk bisa ikut terlibat dalam uji klinik tersebut.

drIbnuTim kemudian melakukan kunjungan ke fasilitas lab sel punca SCI. Pada dasarnya lab ini memiliki fasilitas yang mirip dengan fasilitas di TECT NUH. Hal ini wajar mengingat bahwa laboratorium yang dimiliki oleh kedua fasilitas tersebut adalah fasilitas stem cell yang ditujukan untuk pelayanan pasien yang sudah sama-sama terstandar. Sama seperti lab di NUH, lab di SCI juga menerapkan berbagai metode untuk mencegah kontaminasi yang terdiri dari pengaturan ventilasi yang khusus, positive pressure hingga pembagian level ruangan dari D hingga A untuk memproses sel punca.

Kegiatan kunjungan diakhiri dengan pembicaraan rencana kerjasama antara FK UGM/RSUP Dr Sardjito/RS UGM dengan SCI Kalbe. Disepakati bahwa FK UGM dan SCI akan bekerja sama dalam pengembangan pelayanan sel punca di RSUP Dr Sardjito, yang di dalamnya mencakup proses transfer teknologi dari SCI ke FK UGM terkait sel punca. Disepakati juga bahwa akan dibuat suatu Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang draftnya saat ini sedang disusun bersama dan direncanakan untuk ditandatangi pada Januari 2016. Untuk kerjasama pelayanan sel punca berbasis penelitian, Tim Stem Cell UGM akan melakukan konsolidasi internal untuk memilih indikasi penyakit yang akan diterapi dengan sel punca. Usulan sementara ke arah penyakit ortopedik, kardial, kulit, dan neurodegeneratif. Disepakati juga bahwa Tim Stem Cell UGM bekerja sama dengan SCI-Regenic untuk mengadakan seminar/ sosialisasi ke dokter-dokter spesialis di RSUP Dr Sardjito yang akan melakukan terapi sel punca dan sekaligus workshop aplikasi sel punca yang direncanakan akan diadakan pada bulan Februari 2016.

Setelah melalui seluruh rangkaian kegiatan studi banding ini, tim stem cell FK UGM/RSUP Dr Sardjito/RS UGM memperoleh pengetahuan yang sangat banyak terkait dengan pelayanan sel punca dalam desain pelayanan berbasis penelitian. Tim utamanya memperoleh pengetahuan mengenai standar laboratorium yang diperlukan. Tim menyadari bahwasanya, berdasarkan hasil studi banding ini, fasilitas sel punca yang dimiliki oleh FK UGM/RSUP Dr Sardio masih belum memenuhi persyaratan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan berbasis penelitian sel punca ini. Ini menjadi cambuk bagi tim untuk bekerja semakin keras dan melaksanakan berbagai strategi untuk dapat mewujudkan pelayanan sel punca di lingkungan UGM. Hal ini bisa diwujudkan melalui kerjasama dengan mitra seperti SCI dalam pelayanan sel punca, disamping juga dengan melengkapi persaratan lab yang diperlukan melalui suatu proses transfer teknologi dengan pihak SCI dan NUH.   [dr Rusdi Ghazali Malueka, PhD]

Berita Terbaru