Pencemaran Air Hujan dan Gangguan Kesehatan

FK-UGM. Tingginya kandungan timbal dalam darah atau sering disebut Plumbum (Pb) pada air hujan akan berdampak pada gangguan kesehatan. “Dengan ditemukannya Pb dalam urin, maka perlu dilakukan pengolahan sebelum dikonsumsi untuk menurunkan kandungan Pb pada air sehingga layak dikonsumsi,” ungkap Khayan, SKM., M.Kes., Selasa (11/7) saat menempuh ujian terbuka program Doktor di gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Dr. KRT. Adi Heru Husodo, M.Sc., DCN., DLSHTM ini dilakukan di Kota Pontianak dan Kubu Raya. Kandungan Pb pada air hujan selain berasal dari atap seng, juga bersumber dari lingkungan luar, misalnya kegiatan industri, kendaraan bermotor dan pembakaran lahan. Bahan pencemar Pb tersebut larut, kemudian masuk ke dalam bak Penampungan Air Hujan (PAH) dan digunakan sebagai sumber air minum masyarakat.

Dampak kesehatan akibat pencemaran ini adalah bagi orang dewasa bisa menimbulkan gangguan enzim dalam tubuh, anemia, gangguan jiwa dan hipertensi. Sedangkan pada anak-anak akan terjadi penurunan intelegensia (IQ), hyperactivity, Berat Bayi lahir Rendah (BBLR) dan prematur.

Khayan memaparkan bahwa hasil penelitian ini mampu menunjukkan tingginya pencemaran Pb air hujan berkaitan dengan paparan Pb Urin (gangguan kesehatan) masyarakat. “Oleh karenanya, untuk menurunkan paparan Pb air hujan dapat dilakukan dengan pengaturan waktu penampungan dan penyaringan (filtrasi) pasir kerang dan absorbsi karbon aktif dalam tabung filter,” pungkas lulusan Doktor ke-287 di Fakultas Kedokteran UGM ini. (Wiwin/IRO; Foto: Aryo)

Berita Terbaru