FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan The 15th Asia-Pacific Conference of Human Genomics (APCHG) 2025 bertema “Equitable Future in Genomic Medicine: Innovation Leapfrogging, and Advancing Technologies of Humanity” pada Selasa-Sabtu, 4-8 November 2025. Kegiatan ini merupakan workshop ilmiah di bidang human genomics yang diselenggarakan dengan berkolaborasi bersama Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kolegium Bedah Anak Indonesia, Indonesia Society of Human Genetics (InaSHG), Indonesian Society of Genetic Counselors (ISGC), Asia Pacific Society of Human Genetics, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes). Bertempat di Ruang Workshop Hotel Alana dan Convention Center Yogyakarta, kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri atas dokter, residen, dan mahasiswa di beberapa negara Asia-Pasifik.
Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A(K) selaku Chairman APCHG 2025 sekaligus President Indonesia of Human Genetics menyampaikan bahwa memahami genomik ilmu pengetahuan saja tidak cukup. Pasalnya, tantangan yang sesungguhnya dalam genomik adalah mengubah inovasi menjadi media perawatan yang merata dan memastikan setiap pasien dapat merasakan manfaat dari genomic medicine.
“Di Yogyakarta, kota yang dikenal dengan warisan budaya yang kaya, keunggulan akademik, dan semangat kolaborasi, kita memiliki lingkungan yang ideal untuk membangun kemitraan baru, berbagi penemuan, dan menginspirasi tindakan. Jadikan APCHG 2025 sebagai katalisator untuk memajukan genomic medicine melalui inovasi dan teknologi, tetapi dengan tetap mengedepankan kemanusiaan sebagai inti utamanya,” kata Prof. Gunadi.
Selain itu, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D selaku Rektor Universitas Gadjah Mada turut menyampaikan bahwa UGM meyakini pentingnya pengetahuan dan inovasi sebagai orientasi untuk melayani kemanusiaan. Prof. Ova juga menekankan genomic medicine sebagai garis depan keilmuan kesehatan yang menawarkan janji besar untuk transformasi sistem kesehatan, memberdayakan komunitas, dan menjamin pemerataan dalam perawatan.
“Saya berharap konferensi ini akan menginspirasi melalui dialog yang bermakna, memperkuat kerja sama regional, dan mendorong solusi inovatif yang menjunjung tinggi keunggulan dan inklusivitas dalam genetik manusia,” kata Prof. Ova.
Menkes RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, S.Si., CHFC., CLU, turut menyampaikan rasa bangga bahwa Indonesia menjadi tuan rumah APCHG 2025. Itu menjadi bukti peran sentral bangsa dalam menekankan pentingnya kolaborasi ilmiah dan pengembangan genomic medicine di wilayah Asia-Pasifik.
“Konferensi ini menyatukan akademisi, klinisi, pembuat kebijakan, dan inovator yang memiliki tujuan bersama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kebaikan umat manusia. Di balik berbagi pengetahuan, kita sedang membangun harapan. Mari kita perkuat kolaborasi dan tegakkan kedokteran genomik yang etis, inklusif, dan berpusat pada manusia, sehingga ilmu pengetahuan menjadi kekuatan sejati untuk keadilan dan martabat manusia,” kata Budi.
Selama lima hari, berbagai rangkaian acara APCHG 2025 antara lain Welcome Connecting Science Genome Sequence and Variant Interpretation Workshop dan Praktik ddPCR Hands-On and UCSC Genome Browser Workshop pada hari pertama; Workshop Inborn Errors Of Metabolism dan Workshop PSGCA GENETIC COUNSELING Professional Society of Genetic Counselors in Asia pada hari kedua; Global Alliance for Genomics and Health (GA4GH) dan Workshop APSHG N-Care Project Workshop pada hari ketiga; Southeast Asia Rare Disease Policy Workshop dan Gala Dinner pada hari keempat; dan GeneRUN 2025 pada hari kelima.
Kegiatan ACHG 2025 merupakan salah satu upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDGs poin 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan poin 4: Pendidikan Berkualitas dengan menyediakan akses untuk pendidikan kedokteran genomik di beberapa negara Asia-Pasifik. Selain itu, kegiatan ini mendukung SDGs poin 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur dan poin 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan melalui adanya kemitraan global antara peneliti, industri, dan pemangku kebijakan dalam melakukan inovasi di bidang kedokteran genomik. (Reporter/Tedy)



