FK-KMK UGM. Pusat Studi Kedokteran Tropis FK-KMK UGM merayakan Hari Polio Se-dunia dengan menyelenggarakan kegiatan Movie Screening Film Langkah Akhir Sisa Bayang Polio di Indonesia pada Jumat (31/10) di Ruang Film, Institut Français d’Indonésie (IFI) Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi publik mengenai perjuangan tenaga medis dalam menghentikan penyebaran polio di Indonesia. Sebanyak 200 peserta menghadiri kegiatan Movie Screening Film Langkah Akhir Sisa Bayang Polio di Indonesia.
Sebelum pemutaran film, diadakan sesi konferensi pers dengan narasumber Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH selaku Dekan FK-KMK UGM; dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, selaku Director Centre for Tropical Medicine; dan Sutiayah selaku penyintas polio. Dalam press conference ini Prof. Yodi menegaskan bahwa Indonesia telah dinyatakan bebas polio, tetapi bukan berarti bebas ancaman polio.
“Melalui penayangan film ini justru menjadi media pengingat dan edukasi publik terkait penyakit polio,” kata Prof. Yodi.
Selanjutnya, dr. Riris menjelaskan bahwa, virus polio merupakan virus yang menjadi perhatian dunia melalui WHO dan setiap negara diwajibkan untuk memberikan laporan perkembangan kasus serta, melaksanakan vaksinasi. dr. Riris menegaskan Indonesia dinyatakan bebas virus polio dan tidak ada endemik yang berkembang. Selain itu, dr. Riris menegaskan bahwa, kenyataan Indonesia bebas virus polio bukan berarti bebas dari ancaman, justru masyarakat perlu edukasi untuk mengenal dan memitigasi persebarannya.
“Virus polio cenderung menyerang anak-anak. Untuk memitigasinya penularannya dibutuhkan kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melaksanakan imunisasi yang lengkap pada anak-anak dengan berkonsultasi pada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” kata dr. Riris
Sementara itu, Sutiayah menjelaskan bahwa, virus polio merupakan suatu ancaman yang berbahaya dan dampak berdampak kelumpuhan seumur hidup. Sutiayah menegaskan pentingnya cek kesehatan pada anak dan patuhi syarat imunisasi untuk memberikan masa depan yang cerah pada anak.
“Film ini saya sendiri yang memerankan dan saya adalah korban virus polio, tetapi saya justru bangga karena saya dapat memotivasi kepada publik untuk menanggulangi ancaman polio,” kata Sutiayah.
Setelah konferensi press, kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan secara simbolis oleh Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH. Dalam sambutan pembukaan, Prof. Yodi menyampaikan bahwa, peringatan hari polio sedunia merupakan komitmen dunia untuk menghilangkan virus polio di dunia. Selain tu, peringatan ini perlu dipahami sebagai pengingat kepada masyarakat untuk selalu waspada. Prof. Yodi menegaskan melalui peringatan pada movie screening ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan empati dengan para penyintas polio yang penuh keterbatasan.
“Film dibuat untuk merayakan semangat dan keberanian mereka pada penyintas polio dalam keterbatasan menghadapi dunia,” kata Prof. Yodi.
Acara berlanjut dengan nonton bersama Film Langkah Akhir Sisa Bayang Polio. Film tersebut menceritakan perjuangan dari Sutiayah selaku penyandang disabilitas yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk menghidupi keluarga. Serta, kisah Matzera selaku orang tua yang tidak lelah untuk memotivasi anaknya yang menyandang polio.
Setelah film ini selesai, terdapat sesi talkshow dengan menghadirkan Luthfi Retno Susanti selaku Sutradara Film Langkah Akhir Sisa Bayang Polio; dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A, Subsp.Neuro(K) selaku dokter anak di RSUP Dr. Sarjito; dan dr. Prima Yosephine, M.K.M selaku Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kegiatan movie screening ini sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan menekankan komitmen untuk edukasi publik dalam mengenal dan mencegah penyebaran virus polio; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur karena memberikan edukasi kepada masyarakat melalui film; serta, SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan dengan menekankan pentingnya empati dan kemitraan masyarakat sipil secara aktif untuk memberikan bantuan kepada penyandang polio (Reporter/Tedy).




