FK-KMK UGM. Pokja Genetik FK-KMK UGM menyelenggarakan The 6th International Symposium on Congenital Anomaly and Developmental Biology (ISCADB) 2025 pada Senin-Selasa, 3-4 November 2025. Dengan mengusung Tema “DECODING CONGENITAL ANOMALIES: Genomic Insights and Surgical Solutions”, kegiatan ini bertujuan untuk membahas topik-topik terobosan inovatif terkait kedokteran genomik. Bertempat di Ballroom Lantai 4 Eastparc Hotel Yogyakarta, kegiatan ini dihadiri oleh 120 peserta.
Chairman of the 6th ISCADB 2025, Prof. dr. Gunadi, Ph.D., Sp.BA., Subsp.D.A.(K) menyampaikan bahwa simposium menghadirkan berbagai ahli beberapa dunia. Selain itu, Prof Gunadi memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang bersedia hadir untuk belajar bersama terkait Genomic Insights and Surgical Solutions.
“Terimakasih kepada panitia yang telah menyediakan ruang akademis yang berkualitas, tamu undangan yang hadir dari berbagai instansi, dan peserta simposium. Semoga kegiatan ini dapat menambah wawasan terkait Genomic Insights and Surgical Solutions,” kata Prof. Gunadi.
Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, M.Sc., Ph.D selaku General Secretary of InaSHG mengungkapkan, 7,2 juta anak lahir setiap tahunnya dengan kelainan bawaan yang menjadi penyebab utama kematian pada individu dibawah 20 tahun. dr. Aris menegaskan, angka kematian akibat dari kelainan bawaan telah berkurang akibat perkembangan kedokteran dan ilmu pengetahuan.
“Melalui tema simposium ini, saya harap kegiatan ini mampu memberikan dampak pada sistem kesehatan jangka panjang untuk mempersiapkan diri dan keluarga dalam menghadapi tantangan kesehatan secara berkelanjutan,” kata dr. Dwi.
Setelahnya, Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH mengatakan, kegiatan ini merupakan platform untuk mempertemukan antara peneliti dan ahli untuk dapat bertukar perspektif dalam mengembangkan bukti-bukti ilmiah dan penerapan inovasi di kedokteran genomik. “Semoga simposium ini dapat menjadi ruang inspirasi untuk menumbuhkan inovasi akademik secara berkelanjutan di bidang kedokteran genomik,” kata Prof. Yodi.
Sementara itu, Wakil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Benjamin Paulus Octavianus, Sp.P, FISR turut mengapresiasi dan memberi dukungan atas terselenggaranya ISCADB 2025. dr. Benjamin menekankan, simposium internasional memiliki manfaat bagi para dokter untuk mendalami diskursus terkait genetika, perkembangan biologi, bedah, dan sistem kesehatan sebagai dasar untuk mengembangkan kajian ilmiah lintas disiplin ilmu dan negara.
“Kami berharap simposium ini dapat memberikan kajian ilmiah untuk mendorong perhatian khusus pada anak-anak kelainan bawaan agar dapat bertahan hidup dan juga berkembang,” kata dr. Benjamin.
Kegiatan The 6th International Symposium on Congenital Anomaly and Developmental Biology (ISCADB) 2025 sejalan pada integrasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera; SDG 4: Pendidikan Berkualitas; SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dengan membuka akses untuk pendidikan kedokteran genomik dan inovasi di bidang tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung tercapainya SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan dengan mengedepankan kemitraan global dalam mengembangkan teknologi dan pelayanan kesehatan pada kedokteran genomik (Reporter/Tedy)




