Yogyakarta – Dengan tetap mengusung tema “Kolaborasi Multidisipliner dalam Pengembangan Teknologi Kedokteran dan Teknologi Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, aman dan Efisien”, workshop TECHNOMED COLLABORATION 2014 yang kedua diselenggarakan Selasa (26/8) di Ball Room The Phoenix Hotel, Yogyakarta. Dalam workshop lanjutan ini dihadirkan narasumber dari stakeholders pengembangan teknologi di lingkungan Universitas Gadjah Mada dan pemerintah serta pelaku industri swasta pengembangan teknologi kedokteran di Indonesia. Hadir dalam workhsop ini Dr. Hargo Utomo, MBA (Direktorat Pengembangan dan Inkubasi UGM), Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi (Pusat Teknologi Material BPPT), Drs. Iswanto (PT Phapros Indonesia), Tro Prio Anggoro (E-Health PT Telkom Indonesia, Tbk), dr. Steve Yang, PhD (PT Teguh Sindo), Prof. dr. Laksono Trisnantoro (FK UGM) dan seorang mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM Oscar Baskoro.
Workshop diawali dengan sambutan Ketua Panitia dr. Fatwasari dan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama FK UGM Prof Adi Utarini yang menyampaikan bahwa dalam workshop kedua ini, kolaborasi multidisipliner dalam pengembangan teknologi pelayananan kesehatan saat ini sudah memasuki tahap pengembangan ide (idea developing) atas ide-ide pengembangan yang telah diidentifikasi pada workshop pertama (16/7). Setelah dibuka secara resmi oleh Prof. Sri Rahadjo dari LPPM UGM mewakili Rektor UGM, dua narasumber UGM dan BPPT di sesi 1 menggarisbawahi tentang pentingnya kolaborasi peneliti di lembaga pendidikan dan pelaku dunia industri dalam menghadirkan produk teknologi kesehatan yang bermutu, aman dan efisien. UGM mendorong para peneliti yang notabene adalah tenaga pengajar untuk selalu terus belajar dan terbuka atas ilmu pengetahuan yang terus berkembang cepat. “Dosen UGM tidak boleh merasa yang paling pintar, paling tahu segalanya”, sindir Hargo. Sedangkan Eniya Listiani mengajak seluruh peneliti untuk tidak berorientasi pada terminologi finansial atas hasil risetnya. “Paten harus diurus atas hasil risetnya, tetapi jangan terlalu berorientasi pada royalti yang akan didapatkannya”, ujar Eniya. Seorang peneliti peserta workshop menyampaikan bahwa ketika hak paten menjadi orientasi para peneliti untuk mencari kekayaan, hal tersebut salah. Hak paten tidak serta merta akan mendatangkan kekayaan bagi penelitinya. Cara pandang dan konsep berpikir peneliti harus diubah ke arah yang lebih konstruktif dan edukatif, bahwa dengan memiliki hak paten atas hasil risetnya, maka peneliti akan lebih leluasa untuk berinovasi di area tersebut. Hal ini perlu disadari bahwa selain paten atas ide riset, masih banyak inovasi lain yang harus dilakukan agar produk bisa diproduksi masal dan diterima masyarakat.
Sesi 2 setelah coffee break pemateri dari pelaku industri, PT Phapros dan PT Sindo menegaskan bahwa industri bukan tidak tertarik untuk memproduksi hasil riset perguruan tinggi, tetapi yang terjadi adalah masih sering adanya perbedaan paradigma penelitian antara perguruan tinggi dengan industri. PT Sindo yang berinovasi memproduksi healthy snacks for children dan Phapros sebagai entitas bisnis farmasi memiliki standar tertentu dalam pengembangan produknya. Paradigma riset yang dikembangkan adalah quality, efficacy, safety of the products. Riset di dunia industri juga ditujukan untuk menghasilkan produk yang pasti mendatangkan profit. Oleh karena itu riset yang dilakukan dunia industri tentu saja lebih komprehensif termasuk analisis pasar, tren pelayanan kesehatan dan analisis lain yang menjamin produknya akan diterima oleh masyarakat dan menguntungkan, dengan resourse dan metode dikeluarkan seminimal mungkin. Sedangkan peneliti dari perguruan tinggi cenderung memiliki referensi riset yang lebih banyak, metodologi riset yang lebih terstruktur, resource yang banyak tetapi belum berorientasi produk dan pasar. Oleh karena itu kolaborasi antara peneliti dari perguruan tinggi dan dunia industri sangat menjadi keniscayaan untuk pengembangan teknologi kedokteran guna pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien. Narasumber PT Telkom dan Oscar Baskoro menunjukkan pentingnya penggunaan teknologi komunikasi dan internet untuk mendukung pelayanan e-health di era saat ini.
Workhsop kedua Technomed Collaboration 2014 ini diakhiri dengan idea developing dalam 2 panel dan 10 working group. Panel 1 membahas penajaman konsep dan ide serta roadmap pengembangan produk setelah mendapatkan asupan dari mitra industri, sedangkan panel 2 membahas rencana jangka panjang kolaborasi penelitian lintas ilmu di lingkungan Universitas Gadjah Mada. (AW)
Jadwal Kegiatan Workshop
Tanggal : 26 Agustus 2014
Pukul : 08.30 – 16.30
Tempat : Phoenix Hotel Yogyakarta
Waktu | Acara | Pembicara |
08.00–08.30 | Registrasi peserta | |
Sesi 1 Pembukaan | ||
08.30–08.45 | Sambutan ketua Panitia | dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D |
08.45–09.00 | Sambutan Rektorat/ Fakultas | Wakil Ketua LPPM (Prof. Dr. Ir. Sri Rahardjo, M.Sc) Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama FK UGM |
09.00–09.20 | Paparan strategi pengembangan inovasi UGM | Dr Hargo Utomo, MBA (Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM) |
09.20–09.40 | Pengalaman BPPT dalam pengembangan teknologi kedokteran | Dr-Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng. M.Eng (Direktur Pusat Teknologi Material BPPT) |
09.40–10.15 | Diskusi | Moderator: dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D |
10.15–10.30 | Coffee Break | |
Sesi 2 Bekerjasama dengan Industri dalam pengembangan teknologi | ||
10.30 – 10.40 | Pengantar moderator | Moderator: dr. Trisasi Lestari, MPH |
10.40 – 11.00 | Pengembangan teknologi obat dan vaksin | Drs. Iswanto, Apt., MM (Direktur Utama PT Phapros Tbk) |
11.00 – 11. 20 | Pengembangan teknologi telemedicine | Achmad Sugiarto, MM (Executive General Manager Divisi Solution Convergent PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) |
11.20 – 11.40 | Pengembangan teknologi informasi dengan platform Google | Daniel Oscar Baskoro |
11.40 – 12.00 | Pengembangan teknologi pangan/ gizi | dr. Steve J. Yang, Ph.D (PT Teguh Sindo) |
12.00 – 12.30 | Diskusi | |
12.30 – 13.15 | Lunch Break | |
Sesi 3 Faktor-faktor penarik dan pendorong inovasi dari universitas | ||
13.15 – 13.20 | Pengantar moderator | |
13.20 – 13.45 | Peran Pemerintah dan Swasta dalam “product oriented research” | Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD |
13.45 – 14.00 | Diskusi | Moderator: Martina Sinta Kristanti, S.Kep., Ns., MN |
14.00 – 15.00 | Paralel 1: Group work
|
Group work (8 kelompok) Moderator : 1. dr. Trisasi Lestari, MPH 2. dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D 3. Martina Sinta Kristanti, S.Kep., Ns., MN 4. dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D 5. Surahyo Sumarsono, B.Eng., M.Eng.Sc 6. Harry Freitag Luglio Muhammad, S.Gz., Dietisien., M.Sc 7. Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes 8. Anis Fuad, S.Ked., DEA |
Paralel 2: Faculty group Penyusunan rencana jangka panjang pengembangan organisasi kolaborasi penelitian lintas ilmu untuk mempermudah peneliti untuk bekerjasama dengan peneliti dari Fakultas lain dalam lingkungan UGM Ruang terpisah. |
Para Wakil Dekan Penelitian dan KSA Fakultas | |
15.00 – 15.15 | Coffee Break | |
Sesi 4 Penutupan | ||
15.15 – 15.45 | Paparan diskusi kelompok expert dan diskusi tindak lanjut dengan peserta workshop | Wakil Universitas Moderator: Prof. dr. Adi Utarini, MPH., M.Sc., Ph.D |
15.45 – 16.00 | Penutupan | Prof. dr. Adi Utarini / dr. Fatwa Sari Tetra Dewi |