TECHNOMED COLLABORATION 2014: Where University and Industry Researcher Merge

_MG_4641

Yogyakarta – Dengan tetap mengusung  tema “Kolaborasi Multidisipliner dalam Pengembangan Teknologi Kedokteran dan Teknologi Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, aman dan Efisien”, workshop TECHNOMED COLLABORATION 2014 yang kedua diselenggarakan Selasa (26/8) di Ball Room The  Phoenix Hotel, Yogyakarta. Dalam workshop lanjutan ini dihadirkan narasumber  dari  stakeholders pengembangan teknologi di lingkungan Universitas Gadjah Mada dan pemerintah serta pelaku industri swasta pengembangan teknologi kedokteran di Indonesia. Hadir dalam workhsop ini Dr. Hargo Utomo, MBA (Direktorat Pengembangan dan Inkubasi UGM), Dr.Eng. Eniya Listiani Dewi (Pusat Teknologi Material BPPT), Drs. Iswanto (PT Phapros Indonesia), Tro Prio Anggoro (E-Health PT Telkom Indonesia, Tbk), dr. Steve Yang, PhD (PT Teguh Sindo), Prof. dr. Laksono Trisnantoro (FK UGM) dan seorang mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM Oscar Baskoro.

Workshop diawali dengan sambutan Ketua Panitia dr. Fatwasari  dan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama FK UGM Prof Adi Utarini yang menyampaikan bahwa dalam workshop kedua ini, kolaborasi multidisipliner dalam pengembangan teknologi pelayananan kesehatan saat ini sudah memasuki tahap pengembangan ide (idea developing) atas ide-ide pengembangan yang telah diidentifikasi pada workshop pertama (16/7).  Setelah dibuka secara resmi oleh Prof. Sri Rahadjo dari LPPM UGM mewakili Rektor UGM, dua narasumber UGM dan BPPT di sesi 1 menggarisbawahi tentang pentingnya kolaborasi peneliti di lembaga pendidikan dan pelaku dunia industri dalam menghadirkan produk  teknologi kesehatan yang bermutu, aman dan efisien. UGM mendorong para peneliti yang notabene adalah tenaga pengajar untuk selalu terus belajar dan terbuka atas ilmu pengetahuan yang terus berkembang cepat. “Dosen UGM tidak boleh merasa yang paling pintar, paling tahu segalanya”, sindir Hargo. Sedangkan Eniya Listiani mengajak seluruh peneliti untuk tidak berorientasi pada terminologi finansial atas hasil risetnya. “Paten harus diurus atas hasil risetnya, tetapi jangan terlalu berorientasi pada royalti yang akan didapatkannya”, ujar Eniya.  Seorang peneliti peserta workshop menyampaikan bahwa ketika hak paten menjadi orientasi para peneliti untuk mencari kekayaan, hal tersebut salah. Hak paten tidak serta merta akan mendatangkan kekayaan bagi penelitinya.  Cara pandang dan konsep berpikir peneliti harus diubah ke arah yang lebih konstruktif dan edukatif,  bahwa dengan memiliki hak paten atas hasil risetnya, maka peneliti akan lebih leluasa untuk berinovasi di area tersebut. Hal ini perlu disadari bahwa selain paten atas ide riset, masih banyak inovasi lain yang harus dilakukan agar produk bisa diproduksi masal dan diterima masyarakat.

_MG_4643 _MG_4646

Sesi 2 setelah coffee break pemateri dari pelaku industri, PT Phapros  dan PT Sindo menegaskan bahwa industri bukan tidak tertarik untuk memproduksi hasil riset perguruan tinggi, tetapi yang terjadi adalah masih sering adanya perbedaan paradigma penelitian antara perguruan tinggi dengan industri. PT Sindo yang berinovasi memproduksi healthy snacks for children dan Phapros sebagai entitas bisnis farmasi memiliki standar tertentu dalam pengembangan produknya. Paradigma riset yang dikembangkan adalah quality, efficacy, safety of the products. Riset di dunia industri juga ditujukan untuk menghasilkan produk yang pasti mendatangkan profit.  Oleh karena itu riset yang dilakukan dunia industri tentu saja lebih komprehensif termasuk analisis pasar, tren pelayanan kesehatan dan analisis lain yang menjamin produknya akan diterima oleh masyarakat dan menguntungkan, dengan resourse dan metode dikeluarkan seminimal mungkin. Sedangkan peneliti dari perguruan tinggi cenderung  memiliki referensi riset yang lebih banyak, metodologi riset yang lebih terstruktur, resource yang banyak tetapi belum berorientasi produk dan pasar. Oleh karena itu kolaborasi antara peneliti dari perguruan tinggi dan dunia industri sangat menjadi keniscayaan untuk pengembangan teknologi kedokteran guna pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien. Narasumber PT Telkom dan Oscar Baskoro menunjukkan pentingnya penggunaan teknologi komunikasi dan internet untuk mendukung pelayanan e-health di era saat ini.

Workhsop kedua Technomed Collaboration 2014 ini diakhiri dengan idea developing dalam 2 panel dan 10 working group. Panel 1 membahas penajaman konsep dan ide serta roadmap pengembangan produk setelah mendapatkan asupan dari mitra industri, sedangkan panel 2 membahas rencana jangka panjang kolaborasi penelitian lintas ilmu di lingkungan Universitas Gadjah Mada. (AW)

Jadwal Kegiatan Workshop

Tanggal : 26 Agustus 2014  

Pukul     : 08.30 – 16.30

Tempat  : Phoenix Hotel Yogyakarta

 Waktu Acara  Pembicara 
08.00–08.30 Registrasi peserta
Sesi 1 Pembukaan
08.30–08.45 Sambutan ketua Panitia dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D
08.45–09.00 Sambutan Rektorat/ Fakultas Wakil Ketua LPPM (Prof. Dr. Ir. Sri Rahardjo, M.Sc) Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama FK UGM
09.00–09.20 Paparan strategi pengembangan inovasi UGM Dr Hargo Utomo, MBA (Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM)
09.20–09.40 Pengalaman BPPT dalam pengembangan teknologi kedokteran Dr-Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng. M.Eng (Direktur Pusat Teknologi Material BPPT)
09.40–10.15 Diskusi Moderator: dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D
10.15–10.30 Coffee Break
Sesi 2 Bekerjasama dengan Industri dalam pengembangan teknologi
10.30 – 10.40 Pengantar moderator Moderator: dr. Trisasi Lestari, MPH
10.40 – 11.00 Pengembangan teknologi obat dan vaksin Drs. Iswanto, Apt., MM (Direktur Utama PT Phapros Tbk)
11.00 – 11. 20 Pengembangan teknologi telemedicine Achmad Sugiarto, MM (Executive General Manager Divisi Solution Convergent PT Telekomunikasi Indonesia Tbk)
11.20 – 11.40 Pengembangan teknologi informasi dengan platform Google Daniel Oscar Baskoro
11.40 – 12.00 Pengembangan teknologi pangan/ gizi dr. Steve J. Yang, Ph.D (PT Teguh Sindo)
12.00 – 12.30 Diskusi
12.30 – 13.15 Lunch Break
Sesi 3 Faktor-faktor penarik dan pendorong inovasi dari universitas
13.15 – 13.20 Pengantar moderator
13.20 – 13.45 Peran Pemerintah dan Swasta dalam “product oriented research” Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD
13.45 – 14.00 Diskusi Moderator: Martina Sinta Kristanti, S.Kep., Ns., MN
14.00 – 15.00 Paralel 1:
Group work

  1. Penajaman ide/ konsep berdasarkan masukan dari ahli/ mitra industri dan
  2. Penyusunan roadmap pengembangan produk dari fase konsep sampai pemasarannya. Group work
Group work (8 kelompok)
Moderator :
1. dr. Trisasi Lestari, MPH
2. dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D
3. Martina Sinta Kristanti, S.Kep., Ns., MN
4. dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D
5. Surahyo Sumarsono, B.Eng., M.Eng.Sc
6. Harry Freitag Luglio Muhammad, S.Gz., Dietisien., M.Sc
7. Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes
8. Anis Fuad, S.Ked., DEA
Paralel 2:
Faculty group
Penyusunan rencana jangka panjang pengembangan organisasi kolaborasi penelitian lintas ilmu untuk mempermudah peneliti untuk bekerjasama dengan peneliti dari Fakultas lain dalam lingkungan UGM Ruang terpisah.
 Para Wakil Dekan Penelitian dan KSA Fakultas
15.00 – 15.15 Coffee Break
Sesi 4 Penutupan
15.15 – 15.45 Paparan diskusi kelompok expert dan diskusi tindak lanjut dengan peserta workshop Wakil Universitas Moderator: Prof. dr. Adi Utarini, MPH., M.Sc., Ph.D
15.45 – 16.00 Penutupan Prof. dr. Adi Utarini / dr. Fatwa Sari Tetra Dewi