FK-KMK UGM. Kesehatan mental ibu hamil dan ibu dalam masa nifas merupakan fondasi penting bagi terbentuknya generasi yang sehat, tangguh, dan berkualitas. Menyadari urgensi ini, tim pengabdian masyarakat dari lintas disiplin Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bersama Puskesmas Ngemplak 1 menginisiasi program pemberdayaan yang menyasar bidan Puskesmas, kader kesehatan, para suami, dan tentunya ibu hamil di wilayah tersebut.
Program ini tidak sekadar memberikan edukasi, tetapi juga mendorong pendampingan aktif dan intervensi terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari psikiatri, ilmu kesehatan masyarakat, gizi, hingga pendekatan sosial dan religius. Program ini digagas dan dipimpin oleh Dr. Dra. Sumarni DW, M.Kes. dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, dan melibatkan tim multidisipliner antara lain Dr. dr. Budi Pratiti, Sp.KJ. dari divisi Psikiatri Anak & Remaja, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Jiwa, Dr.rer.nat. dr. BJ. Istiti Kandarina dari Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Nurina Umy Habibah, S.Gz. MS. dari Departemen Gizi Kesehatan.
Sinergi dalam Pendampingan
Pendekatan kolaboratif ini dirancang untuk menjawab tantangan nyata yang kerap dihadapi ibu hamil dan nifas, seperti stres, kecemasan, hingga depresi yang seringkali tersembunyi. Padahal, gangguan kesehatan mental pada masa ini sangat memengaruhi perkembangan janin, kualitas persalinan, hingga pola asuh anak. Pendekatan asupan gizi, khususnya pemenuhan gizi yang bertujuan untuk mendukung kesehatan mental ibu pada masa kehamilan dan nifas, juga dilakukan pada pendampingan tersebut.
Bidan dan kader Posyandu dilatih untuk menjadi detektor awal dan pendamping empatik, sementara para suami didorong untuk menjadi mitra emosional dan praktis bagi istri mereka. “Suami adalah obat terbaik untuk mental istri selama kehamilan, jika tahu caranya,” ungkap mahasiswa PPDS Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa.
Ilmu Bertemu Kearifan Lokal
Program ini tidak hanya berbasis ilmu kedokteran dan kesehatan, tetapi juga mengangkat nilai-nilai lokal dan religius sebagai kekuatan penguat mental. Doa, dukungan spiritual, dan narasi-narasi keteladanan keluarga dari berbagai tradisi lokal di Sleman dijadikan materi pendampingan. Hal ini memberi ruang bagi masyarakat untuk menyatu dalam nilai yang mereka pahami dan yakini. Salah satunya dengan menghikmahi lagu “Lelo-lelo Ledhung” dalam menyanyangi dan merawat anak-anak dalam keluarga.
Selain itu, pendekatan pemenuhan gizi yang mendukung untuk memanfaatkan bahan pangan lokal juga disesuaikan dengan potensi bahan pangan lokal. “Asupan karbohidrat kompleks, seperti enthik yang banyak dan mudah ditemukan di wilayah Pakem, menjadi alternatif bahan pangan yang dapat membantu menjaga suasana hati Ibu. Karena asupan karbohidrat kompleks dapat memicu serotonin,” terang tim dari Departemen Gizi Kesehatan.
Hasil yang Menggembirakan
Keterlibatan bidan, para kader kesehatan, serta pasangan calon ayah dan Ibu yang antusias mengikuti rangkaian acara tersebut merupakan kegembiraan bagi tim pelaksana. Sebanyak 17 pasang calon ayah dan ibu baik pada kehamilan pertama, kedua, atau bahkan ketiga, berkomitmen mengikuti acara tersebut hingga selesai. Selain itu kehadiran para tenaga kesehatan dan kader Posyandu juga menjadi potensi keberlangsungan pendampingan ini secara langsung di masyarakat.
Evaluasi awal menunjukkan hasil positif: peningkatan pemahaman tentang kesehatan mental ibu, meningkatnya komunikasi antara suami-istri, serta keterlibatan aktif kader dan bidan dalam mendeteksi serta mendampingi kasus-kasus rawan.
Menuju Replikasi Program
Ke depan, program ini direncanakan untuk direplikasi ke wilayah-wilayah lain di Sleman dan DIY, dengan dukungan Dinas Kesehatan, PKK, dan tokoh masyarakat. Model pelatihan terpadu dan berbasis kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan keluarga sehat jiwa dan raga. Selain itu, program ini sejalan dengan komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDG’s mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera – SDG 3, Pendidikan Berkualitas – SDG 4, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi – SDG 8, Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan – SDG 11, dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan – SDG 17. (Kontributor: Dr. Dra. Sumarni DW, M.Kes./Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa. Editor: Dian Paramitasari)
“Kesehatan mental ibu adalah investasi bangsa. Mari kita jaga bersama.”