Waspadai Rendahnya Trombosit Bayi Baru Lahir

FK-UGM. Ketidaksesuaian HPA-1a semacam protein atau antigen pada bayi baru lahir menyebabkan rendahnya trombosit dalam darah bayi. Kasus ini sering disebut sebagai Fetal Neonatal Alloimmune Thrombocytopenia (FNAIT). Kasus FNAIT paling sering dijumpai pada perempuan Kaukasia. Perempuan Kaukasia hamil yang tidak memiliki antigen ini dinyatakan sebagai HPA-1a negatif.

“Saat ini perempuan hamil belum diuji untuk mengetahui risiko FNAIT pada janin mereka. Kurangnya diagnosis akan mengakibatkan bayi pertama penderita FNAIT meninggal selama kehamilan atau terlahir dengan gejala mulai dari memar yang secara otomatis akan hilang, perdarahan di dalam tulang tengkorak (intrakranial) sampai dengan kerusakan otak kronis. Sejauh ini Norwegia yang sudah ada screening compatibility-nya” papar Head of the Immunohematology Research Department Institute for Clinical Immunology and Transfusion Medicine Justus-Liebig University Giessen, Germany,  Prof. Dr. rer. nat Sentot Saleh Santosa, PhD., Rabu (26/7) saat memberikan materi kuliah di ruang kuliah lantai 2 gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran UGM.

Apakah upaya preventif lebih murah daripada pengobatan?. “Jika bayi terindikasi FNAIT, maka dampak bagi pihak asuransi adalah harus menanggung biaya anak tersebut sejak lahir sampai selama hidup,” imbuhnya.

Sentot Santosa menegaskan adanya Tes HPA-1a secara umum akan memungkinkan dokter spesialis mampu mengidentifikasi dan memantau kehamilan berisiko agar bisa meminimalisir terjadinya gangguan pada janin.

“Melalui kuliah ini diharapkan kita bisa mengetahui kapan harus melakukan pemeriksaan tertentu dengan tepat untuk mengetahui risiko penyakit, karena tentu efek biaya besar akan berdampak pada penggunaan BPJS”, terang Asisten Wakil Dekan Bidang Alumni Fakultas Kedokteran UGM, dr. Sri Awalia Febriana, M.Kes., Sp.KK saat membuka acara.

Awalia juga menegaskan bahwa dengan adanya kebaruan pengetahuan melalui kuliah pakar, memungkinkan Fakultas Kedokteran UGM untuk mengedukasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat. “Sudah saatnya pengabdian masyarakat tidak hanya dilakukan melalui pemeriksaan gratis saja, akan tetapi bisa melalui media video edukasi,” pungkasnya. (Wiwin/IRO)

Berita Terbaru