Rekam Medik Elektronik (RME), Langkah Progresif  Integrasi Teknologi pada Fasilitas Kesehatan

 

FK-KMK UGM. Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM bekerjasama dengan Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu UGM dan MH Nexus mempersembahkan seminar bertajuk “Memfasilitasi Interoperabilitas dan Analitik Data Rekam Medis Elektronik di Tingkat Daerah” sebagai rangkaian acara dari Annual Scientific Meeting (ASM) Pokja Kebijakan dan Manajemen Kesehatan pada Rabu, 20 Maret 2024.

ASM ini berbentuk seminar hybrid dengan melibatkan narasumber internasional MH Nexus sebagai tim pengembang, sistem informasi kesehatan, dan pemangku kebijakan. MH Nexus adalah penyedia solusi teknologi dan perusahaan IT asal Malaysia dengan keahlian inti kemajuan pertukaran informasi kesehatan dan domain terkait kesehatan lainnya seperti manajemen informasi, penyimpanan cloud, dan transfer data. ASM digelar untuk memberikan gambaran terkait interoperabilitas data kesehatan, menekankan pentingnya informed decision making di tingkat daerah, serta pemanfaatan dashboard untuk perencanaan dan evaluasi program di bidang kesehatan. Topik Interoperabilitas Rekam Medik Elektronik dipilih dengan harapan didapatkan hasil diskusi dalam bentuk knowledge management interoperabilitas rekam kesehatan elektronik untuk pengembangan dashboard di level daerah.

Seminar sesi pertama mengupas transformasi kesehatan digital di Indonesia dan perkembangan regulasi terkait rekam kesehatan elektronik yang disampaikan oleh Chief DTO Kemenkes, Setiaji, ST, M.Si. Selanjutnya, sesi kedua diisi oleh dr. Seruni Angreni Susila, MPH selaku perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dengan materi yang disampaikan yaitu implementasi SATUSEHAT dalam pemanfaatan rekam kesehatan elektronik di daerah. Sesi dilanjutkan dengan pembahasan terkait penerapan serta tantangan RME dan data analitik di Rumah Sakit: Persepsi klinisi yang disampaikan oleh Ade Febrina Lestari, M.Sc, Sp.A (K) selaku dokter praktisi klinik di RS Akademik UGM. Terakhir, seminar ditutup dengan diskusi interaktif tentang pengalaman pengembangan RME dan interoperabilitas di Malaysia serta solusi praktisnya oleh CEO MH Nexus, dr Mohamad Azrin Zubir.

Penggunaan teknologi informasi dalam mengelola data pasien di fasilitas kesehatan menjadi kian mutakhir dengan adanya pengembangan rekam medis elektronik (RME) sebagai wujud langkah progresif. RME muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas informasi kesehatan. Dengan meningkatnya jumlah pasien dan kompleksitas pelayanan kesehatan, RME menggantikan pendekatan tradisional berbasis kertas dengan memungkinkan penyimpanan, pengelolaan, dan pertukaran informasi secara elektronik. Penggunaan RME berperan penting dalam peningkatan efisiensi pelayanan kesehatan, pengurangan kesalahan medis, dan peningkatan koordinasi perawatan pasien. Fasilitas kesehatan dapat dengan mudah mengakses catatan pasien, menyediakan perawatan yang lebih terkoordinasi, dan memastikan informasi kesehatan yang diperlukan tersedia tepat pada waktunya. Selain itu, RME juga membuka peluang untuk melakukan analisis data besar yang dapat meningkatkan pemahaman tentang tren kesehatan populasi.

Namun, pengembangan RME juga dihadapi oleh berbagai tantangan, terutama terkait dengan interoperabilitas. Tantangan ini mencakup kemampuan sistem RME untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dengan sistem lain, baik di dalam maupun di luar organisasi kesehatan. Kurangnya standar interoperabilitas dapat menghambat pertukaran data yang efektif antar platform, yang pada gilirannya dapat menghasilkan informasi yang tidak lengkap atau tidak akurat. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk mengembangkan standar yang konsisten dan mendorong adopsi teknologi yang mendukung interoperabilitas guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Penyelenggaraan ASM yang membahas tentang rekam medis elektronik dan integrasi teknologi dengan layanan kesehatan merupakan manifestasi nyata dari komitmen dalam mencapai poin SDGs, yakni poin 3 mengenai kehidupan sehat dan sejahtera, serta poin 4 mengenai pendidikan berkualitas. Konferensi semacam ini menjadi wadah untuk membahas implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan rekam medis, sistem informasi kesehatan, dan integrasi platform digital dalam layanan kesehatan. Melalui pertemuan ini, para profesional kesehatan, ilmuwan, dan pemangku kepentingan terkait dapat bertukar gagasan, pengetahuan, dan pengalaman tentang penggunaan teknologi untuk meningkatkan akses, efisiensi, dan kualitas layanan kesehatan. Selain itu, konferensi ini juga berfungsi sebagai forum untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam penggunaan teknologi bagi para tenaga medis dan praktisi kesehatan, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam mencapai tujuan SDGs terkait kehidupan sehat dan sejahtera, serta pendidikan berkualitas di bidang kesehatan. Dengan demikian, penyelenggaraan ASM tentang rekam medis elektronik dan integrasi teknologi dengan layanan kesehatan tidak hanya mendukung upaya global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, tetapi juga memperkuat landasan pendidikan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dalam konteks modernisasi layanan kesehatan. (Assyifa/Reporter)

Berita Terbaru