Peran Promosi Kesehatan dalam Hadapi Covid-19

FK-KMK UGM. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dan Departement Health Behavior, Environment, and Social Medicine (HBES) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar seminar yang mengusung tema “Peran Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Covid-19 pada Rabu (01/04) secara daring melalui livestreaming kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id. 

Seminar ini digelar untuk memberikan gambaran pada mahasiswa mengenai peran promosi kesehatan dan peran UGM Health Promoting University (HPU) dalam pengendalian Covid-19. Juga untuk memberi gambaran pada mahasiswa mengenai peran relawan dan pengorganisasiannya dalam pengendalian Covid-19. Harapannya dengan adanya seminar ini, dapat mendorong diskusi kritis mengenai peran promosi kesehatan dalam pengendalian Covid-19.

Seminar ini menghadirkan narasumber Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., Guru Besar FK-KMK UGM yang juga merupakan Ketua UGM Health Promoting University (HPU). Selain itu juga menghadirkan dr. Hayu Qaimamunazzala, MPH., dosen FK-KMK UGM. Serta secara khusus hadir pula dr. Rizkiyana Sukandhi Putra., M.Kes., Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan dimoderatori oleh Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes., dosen FK-KMK UGM.

Dalam pemaparannya Prof. Yayi mengungkapkan, “Kecepatan informasi di era industri 4.0 ini sangat cepat dan digital, sehingga informasi yang akurat dan informasi yang hoax mengenai Covid-19 juga banyak sehingga membuat masyarakat bingung dan panik. Oleh karena itu sebagai promotor kesehatan perlu melakukan beberapa tindakan.

Prof. Yayi mengungkapkan yang pertama, kampanye daring pesan akurat. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari informasi melalui laman-laman yang akurat, seperti organisasi atau badan resmi seperti kemenkes, direktorat promkes, atau universitas. Kedua, menjelaskan informasi yang akurat dan menyetop pesan berantai yang keliru atau hoax. Ketiga, menggalang kerjasama antar organisasi untuk bisa merujuk pada ahli tertentu agar dapat memberikan promosi kesehatan yang tepat. Keempat, menyampaikan pesan positif karena salah satu yang bisa meningkatkan kekebalan adalah perasaan tidak panik dan tidak tertekan. Selain itu juga memberikan pesan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pesan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Tidak hanya itu, promosi kesehatan juga dapat memberikan advokasi kepada pemerintah agar kebijakan dan himbauan searah dengan pengendalian Covid-19.

Pada kesempatan yang sama, dr. Rizkiyana mengungkapkan, “Peran promotor kesehatan ini menjadi penting dan menjadi kunci pada kondisi sekarang. Apabila kita gagal melakukan upaya pencegahan atau pemutusan rantai penularan Covid-19, maka yang terjadi adalah ‘tsunami-tsunami’ di sisi pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu yang diperlukan adalah komunikasi perubahan perilaku di lapangan, dengan latar belakang masyarakat yang berbeda-beda.”

Dalam seminar ini juga dipaparkan peran universitas dalam penanganan Covid-19 melalui pengembangan media promosi kesehatan oleh UGM Health Promoting University, pengorganisasian relawan Covid-19, skrining mandiri sivitas akademika UGM, serta pengaktifan Covid-19 Call Center. (Vania Elysia/Reporter)

Berita Terbaru