Pemanfaatan Kurva Referensi Pertumbuhan dalam Mengidentifikasi Tumbuh Kembang Linier pada Anak

FK-KMK UGM. Mahasiswa Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, dr. Annang Giri Moelyo, Sp.A(K)., M.Kes melaksanakan Ujian Terbuka dengan judul penelitian Perbandingan Kurva Pertumbuhan Nasional Indonesia dan Kurva WHO dalam Penilaian Pertumbuhan Linier dan Perawakan Pendek sebagai Prediktor Fungsi Kognitif pada Remaja dan Dewasa Muda di Indonesia pada Selasa (12/12) di Auditorium lantai 8 Gedung Pascasarjana Tahir FK-KMK UGM.

Pada penelitian ini, dr. Annang menyampaikan adanya variasi hubungan antara pertumbuhan liner pada usia anak dan fungsi kognitifnya pada usia remaja. Kurva tinggi badan per umur untuk anak di Indonesia lebih rendah dari kurva pertumbuhan standar/referensi WHO (kurva WHO). Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi sosio-ekonomni yang spesifik untuk negara Indonesia.

dr. Annang mengatakan Penggunaan kurva pertumbuhan spesifik regional/nasional berpotensi meningkatkan kepekaan dalam mengidentifikasi hubungan pertumbuhan linier atau perawakan pendek usia anak dengan fungsi kognitif di masa selanjutnya.

“Kalau kita lihat dari data-data baik di luar maupun dalam negeri, penggunaan kurva yang referensi pertumbuhan nasional maupun kurva standar WHO, kita menemukan adanya kesenjangan. Ini yang menjadi perhatian bagi kita sebagai klinisi ataupun ahli di kesehatan masyarakat ketika menentukan seorang anak atau populasi itu mengalami masalah atau tidak. Dengan penggunaan kurva pertumbuhan ini kita jadi mengerti bahwa seorang anak itu akan tumbuh normal atau tidak.”

Penelitian dr. Annang Giri Moelyo tentang pemanfaatan kurva referensi pertumbuhan dalam mengidentifikasi tumbuh kembang linier pada anak dan kaitannya dengan fungsi kognitif pada remaja serta dewasa muda di Indonesia tidak hanya menyoroti aspek kesehatan (SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) tetapi juga memiliki implikasi yang signifikan terhadap SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Temuan yang menunjukkan bahwa faktor pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap fungsi kognitif pada usia remaja dan dewasa muda menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas sebagai faktor penentu dalam meningkatkan potensi kognitif. Hal ini menggarisbawahi bahwa peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan kapasitas individu sejak usia dini merupakan kunci untuk menciptakan generasi yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga kuat secara intelektual, sehingga mampu berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini secara langsung berkontribusi pada upaya pencapaian tujuan pendidikan berkualitas, memperkuat pemahaman bahwa kesehatan dan pendidikan adalah dua sektor yang saling terkait dan sama-sama penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan Kurva Pertumbuhan Nasional Indonesia meningkatkan spesifisitas dalam menilai pengaruh perawakan pendek usia anak terhadap fungsi kognitif-nya pada usia remaja dan dewasa muda. Selain itu juga dapat menunjukkan pengaruh pertumbuhan linier usia anak terhadap fungsi kognitif-nya pada usia remaja. Faktor pendidikan berpengaruh terhadap fungsi kognitif usia remaja/dewasa muda, yang lebih baik daripada pengaruh faktor pertumbuhan linier usia anak.

dr. Hamim Sadewa, Ph.D selaku Ketua Dewan Penguji menyatakan bahwa dr. Annang Giri Moelyo, Sp.A(K)., M.Kes lulus dengan predikat sangat memuaskan. dr. Anngang merupakan Doktor ke- 6085 yang lulus ujian di Universitas Gadjah Mada. (Humas/Sitam. Editor: Nur Ayu Fitriani)

Berita Terbaru