Mengenang 15 Tahun Pasca Tsunami Aceh

FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam hal ini Pokja Bencana FK-KMK UGM menyelenggarakan Peringatan 15 Tahun Bencana Tsunami Aceh (2004-2019) secara webinar dengan tema,  “Pasca Tsunami Aceh: Apa Dampaknya Terhadap Kebijakan Serta Kurikulum Bencana di Indonesia?”. Diskusi yang dilaksanakan di Gedung Pascasarjana Tahir Foundation FK-KMK UGM lantai 8, Kamis (19/12) ini bekerjasama dengan FK Universitas Syah Kuala Banda Aceh, FK Universitas Tadulako, dan Oceania Chapter World Association on Disaster and Emergency Medicine (WADEM).

Diskusi kali ini diikuti oleh dosen – dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat, konsultan dan tenaga ahli dalam manajemen bencana di sektor kesehatan, mahasiswa S1, S2, S3, dan juga para praktisi kesehatan dan bencana serta para peserta webinar di seluruh Indonesia.

Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni, dan Pengabdian Kepada Masyarakat FK-KMK UGM, dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., PhD dalam sambutannya menyampaikan, “Indonesia memang merupakan negara yang berada di ring bencana. Mitigasi menjadi hal yang penting dan kita harus siap. Tujuannya bukan untuk mencegah terjadinya bencana seperti gempa yang merupakan fenomena alam. Akan tetapi bagaimana mitigasi ini dapat mereduksi dan mempersiapkan sehingga dapat mengurangi potensi kerusakan akibat bencana”,pungkasnya. Beliau juga menjelaskan bahwa di tingkat universitas, UGM telah memiliki Pusat Studi Bencana (PSBA) dan di tingkat fakultas yaitu FK-KMK memiliki Interprofessional education (IPE) dengan pendekatan komunitas yang berfokus pada bencana, sehingga tidak hanya mempersiapkan mahasiswa dengan multidisiplin, tetapi juga mempersiapkan masyarakat.

Mei Neni menambahkan, bencana tidak bisa diatasi sendiri, pentingnya kerjasama tidak hanya diantara institusi pendidikan, tetapi juga pemerintahan daerah dan badan/dinas terkait untuk mereduksi persoalan yang diakibatkan oleh bencana. Harapannya kegiatan ini dapat meningkatkan kesiapan menghadapi bencana melalui kurikulum dan hal lain seperti pendampingan pada masyarakat, puskesmas, RS, dan dinas kesehatan. Pernyataan tersebut juga sejalan dengan harapan Wakil Rektor I Unsyiah, dan Wakil Dekan FK Tadulako dalam sambutannya bahwa, diharapankan manajemen bencana akan semakin baik dan mitigasi bencana akan semakin berkembang.

Diskusi yang berlangsung selama setengah hari ini bertujuan untuk memperingati 15 tahun bencana tsunami Aceh (2004-2019). Peringatan ini menjadi sebuah kesempatan bagi institusi untuk menjelaskan situasi perkembangan kebijakan dan penanganan manajemen bencana sektor kesehatan di Indonesia, juga sebagai wadah sharing kurikulum bencana kesehatan di Indonesia. Yang kedua, diskusi ini juga menjadi kesempatan relaunch buku keterlibatan UGM di bidang bencana kesehatan dan buku relawan kesehatan, serta launching Emergency Medical Team (EMT) Specialize Cell Aceh di FK Universitas Syiah Kuala.

Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini yang pertama pengantar dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD dan Dr. Hendro Wartatmo Sp.B.KBD untuk mengenang tsunami 15 tahun lalu oleh FK-KMK UGM dan sekaligus relaunch buku keterlibatan UGM di bidang bencana kesehatan dan buku relawan kesehatan yang dapat diakses melalui kanal https://bencana-kesehatan.net.

Sesi pertama yaitu talkshow dengan tema ‘Situasi Perkembangan Penanggulangan Bencana (Sektor Kesehatan) di Indonesia’ yang menghadirkan narasumber dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Pusat Krisis Kesehatan (Kemenkes), dr. Bella Donna, M.Kes, Dr.dr.Safrizal Rahman, M.Kes, Sp.OT dari FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Sesi kedua yaitu talkshow dengan tema ‘Kurikulum Manajemen Bencana Kesehatan di Fakultas Kedokteran’ yang menghadirkan 4 pembicara yaitu Dr. Hendro Wartatmo Sp.B.KBD (UGM), Sutono, SKp, M.Sc, M.Kep (UGM), Dr.dr.Safrizal Rahman, M.Kes, Sp.OT (Unsyiah), dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp.OT., M.Kes., FICS., M.H (Untad).

Selain itu juga menghadirkan Dr. Penny Burns dari Australia yang menjelaskan mengenai visi dan misi Oceania Chapter WADEM. Oceania Chapter WADEM bertujuan untuk mengadvokasi dan mempromosikan pengembangan dan peningkatan kesehatan bencana dan darurat melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan standar dan pedoman. Membawa misi untuk mendorong kolaborasi antara ilmuwan dan praktisi yang berkepentingan dengan penelitian, pendidikan, manajemen, dan praktik bencana.

Dalam akhir diskusi Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD, juga menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki modal tenaga dan sarana untuk membantu mitigasi dan penanggulangan bencana secara baik. Harapannya, penelitian bencana masuk dalam prioritas nasional, dan ada dalam buku teks maupun modul pendidikan bencana di seluruh perguruan tinggi. Diskusi yang digelar kali ini juga sebagai pemantik perkembangan manajemen bencana ke depannya. “Peringatan 15 tahun Bencana Aceh, Indonesia Menolak Lupa.” (Vania / Reporter)

Berita Terbaru