Leading Medical and Health Professions Education for Better Health Care Systems

“Pendidikan Kedokteran berbasis pelayanan kesehatan menjadi krusial untuk diperkenalkan di Indonesia karena seorang tenaga profesional kesehatan bukan hanya dibentuk sebagai pemberi layanan kesehatan komunitas, melainkan juga mampu mengajarkan basic and clinical science”.

FK-UGM. Just in Time 2017 (Jogja Rendesvous for Innovation and Transformation in Medical Education) yang mengangkat tema “Leading Medical and Health Professions Education for Better Health Care Systems” telah sukses diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada 3 Mei 2017. Dalam sambutannya sebagai Ketua Panitia, dr. Mora Claramitha, MHPE, Ph.D menyampaikan bahwa terselenggaranya acara ini dilatarbelakangi oleh kian banyaknya institusi pendidikan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, bidan, ahli gizi, ataupun kesehatan masyarakat. Dosen di setiap institusi pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan menjadi salah satu tonggak pelaku pendidikan yang bertanggung jawab terhadap setiap proses pendidikan yang terjadi. Prof. dr. Ova Emilia, MMedEd., Ph.D., SpOG(K) menambahkan dalam sambutannya bahwa proses mendidik bukan hanya terbatas pada transfer ilmu dua arah, melainkan juga proses meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan di masyarakat ataupun sebagai tenaga pendidik di lingkungan akademis nantinya. “Tantangan yang dihadapi saat ini adalah tingginya populasi manusia yang belum diimbangi dengan kuantitas pendidikan kedokteran yang tentunya akan sulit mencapai kualitas kesehatan dan pendidikan kedokteran yang optimal,” dr. Titi Savitri Prihatiningsih, MA., MmedEd., Ph.D sebagai President SEARAME sebelum membuka acara seminar sehari yang berlokasi di auditorium FK UGM.

Sebagai refleksi peringatan Hari Pendidikan Nasional dengan tema “Menjadi Guru dan Mahasiswa yang Menginspirasi”, Departemen Pendidikan Kedokteran berkesempatan untuk memberikan apresiasi terbaiknya pada beberapa tokoh yang turut andil dan menginspirasi bidang pendidikan kedokteran. Widya Wiyata Award 2017 diberikan kepada Prof. dr. Harsono, Sp.S(K) sebagai Intertwin Local Wisdom and International Evidences in Medical and Health Professions Education : Patrap Triloka ; Prof. dr. R. Sjamsuhidajat, Sp.B-KBD sebagai “Inspiring Innovator in Medical and Health Professions Education” ; serta Prof. Cees P.M. van der Vleuten, MA., Ph.D sebagai “Global Inspirator in Medical and Health Professions Education and Research”.

Keynote Speaker Prof. Cees P.M. van der Vleuten, MA., Ph.D dari Maastricht University yang membawakan topik “Strengthen Medical Education Research for Best Practice Care” mengupas secara mendalam urgensi riset dalam pendidikan kedokteran sebagai upaya memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan kedokteran. Penguatan riset akan dapat meningkatkan minat dan kecintaan para mahasiswa dalam melakukan studi-studi penelitian pendidikan kedokteran yang memang berbeda dengan penelitian biomedis. Penelitian pendidikan kedokteran menjadi penting dilakukan karena mendasari proses pengembangan pendidikan, terutama pendidikan kedokteran. Setiap orang yang menjadi bagian dari tenaga professional kesehatan komunitas berhak dan layak turut serta berkecimpung melakukan riset pendidikan kedokteran ini, bukan hanya menjadi ranah tenaga bidang kependidikan.

Sesi pertama ditutup oleh Dekan Fakultas Kedokteran Prof. dr. Ova Emilia, M.Meded., Ph.D., SpOG(K) dengan pembahasan mengenai “Leading Medical Education for Better Health System”. Pendidikan Kedokteran berbasis pelayanan kesehatan menjadi krusial untuk diperkenalkan di Indonesia karena seorang tenaga profesional kesehatan bukan hanya dibentuk sebagai pemberi layanan kesehatan komunitas, melainkan juga mampu mengajarkan basic and clinical science. “Adapun Goal penting dalam pendidikan kedokteran adalah terciptanya standarisasi dari learning outcome dan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, adanya integrasi antara knowledge, skill, dan attitude dari setiap mahasiswa, terwujudnya keserasian antara Fakultas Kedokteran dengan Rumah Sakit Pendidikan di berbagai institusi pendidikan hingga akhirnya mampu melahirkan sikap professional yang mendasari nilai-nilai serta implementasi dalam pendidikan kedokteran itu sendiri,” ungkapnya.

Kolaborasi antara Prof. Cees P.M. van der Vleuten, MA., Ph.D dan dr. Gandes Retno Rahayu M.Med.Ed., Ph.D. dalam diskusi panel yang mengangkat topik “Programmatic Assessment for Preparing Better Health Professional” tak kalah menarik perhatian audience. dr. Gandes mengungkapkan bahwa skema pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning yang diterapkan di FK UGM selama ini dirancang untuk mendukung penerapan System Based Curiculum yang mampu mengimprove knowledge, skill dan attitude mahasiswa dalam satu waktu sekaligus. Harapannya, lulusan pendidikan kedokteran UGM akan mampu menjawab kebutuhan di lapangan sebagai agent of change baik di bidang medis maupun akademis. (Fitria/Reporter)

Berita Terbaru