Layanan Kesehatan yang Bermutu dan Tangguh terhadap Bencana

FK-KMK. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan diskusi Outlook Kebijakan Kesehatan 2021 yang dilakukan secara daring via Zoom dan siaran langsung melalui kanal Youtube PKMK FK-KMK UGM dengan topik “Berbagai Penelitian dan Pengembangan yang dilakukan PKMK FK-KMK UGM di Tahun 2021” pada Rabu (13/01).

Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS., ketua PKMK FK-KMK UGM menyampaikan mengenai Health System Resilience WHO. “Resilience itu adalah keberhasilan untuk absorb, adapt dan transform ketika terjadi benturan keras dalam sistem kesehatan dan saat ini kita mengalami bersama-sama di seluruh dunia bahwa Covid-19 menghantam sangat keras sistem kesehatan global yang berdampak pada individu di manapun berada. Oleh karena itu kami melihat bahwa absorb itu tidak dapat dihindari dan pasti terjadi karena Covid-19 muncul tiba-tiba, kemudian adapt kita berusaha untuk mempelajari apa yang terjadi sebagai usaha untuk beradaptasi dan berikutnya transform yaitu mentransfromasi sistem kesehatan kita apakah sudah cukup atau kita perlu melakukan reformasi terhadap sistem kesehatan kita”, jelas dr. Andre dalam sambutannya.

Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., wakil dekan bidang penelitian dan pengembangan FK-KMK UGM, menyampaikan mengenai Health Research System Resilience, “Saat ini begitu banyak paper yang diterbitkan berkaitan dengan Covid-19 dan proses publikasinya dipercepat agar dapat segera dimanfaatkan masyarakat untuk mengatasi pandemi Covid-19. Selain itu juga lebih menariknya tidak hanya dari segi banyak dan segi funding, sekarang semakin berkembang konsep open science. Open science biasa dikenal dengan open acces, namun sesungguhnya open science jauh lebih luas dari open acces dan sekarang berkembang pesat pada pandemi ini”, jelas Yodi.

“Meskipun begitu dari sekian banyak paper, masih terdapat kekurangan atau kelemahan dari beberapa hasil penelitian dikarenakan tim peneliti yang belum expertise terhadap masalah Covid-19. Sehingga diharapkan tidak semua peneliti di FK-KMK untuk mengerjakan masalah Covid-19, meskupun Covid-19 ini merupakan masalah prioritas namun masih banyak masalah kesehatan lain yang perlu kita teliti juga”, imbuhnya.

dr.Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D., peneliti PKKMK FK-KMK UGM, menyampaikan mengenai Manajemen Pengetahuan dalam Era Pandemi, “Lembaga kesehatan merupakan lembaga yang kaya data maka kita perlu mengelola pengetahuan sehingga dapat beradaptasi dan mengantisipasi terkait dengan pandemi ini. Salah satu langkah praktis dan strategis yang dapat dilakukan yaitu pengembangan perpustakaan sebagai pendukung berkembangnya pengetahuan di lembaga rumah sakit dan institusi kesehatan sehingga berupaya untuk membentuk pustakawan sebagai knowledge manager”.

“Tiga kegiatan utama yang dapat dilakukan yaitu pelatihan perpustakaan/learning resource center (penguatan kapasitas SDM perpustakaan rumah sakit dan pengembangan rencana bisnis perpustakaan rumah sakit),  pengembangan web manajemen covid-19, dan pengembangan masyarakat praktisi (jejaring knowledge worker rumah sakit. Sehingga harapannya knowledge yang ada di rumah sakit bisa dikembangkan, dimanfaatkan, dan dibagikan ke pihak yang relevan”. tambah Lutfan.

Secara lengkap, dokumentasi diskusi kebijakan kesehatan bisa disimak melalui link: http://www.youtube.com/watch?v=WTQhLPE7dUc

Berita Terbaru