Hadapi COVID-19, Perlu Perencanaan Surge Capacity

FK-KMK UGM. Surge capacity merupakan kemampuan sistem pelayanan kesehatan untuk secara cepat menambah kapasitas melebihi dari kondisi pelayanan normal untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis yang meningkat. Hal itu yang diungkapkan dr. Bella Donna M.Kes, peneliti Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM, dalam diskusi terkait perencanaan surge capacity dalam menghadapi pandemik COVID-19.

“Dalam situasi penanganan bencana, sistem pengorganisasian, yang paling penting adalah adanya sistem komando”, tegas dr. Bella Donna. “Apakah rumah sakit-rumah sakit yang telah memiliki hospital disaster plan, sudah memiliki sistem komando yang sudah berjalan? Selama kami mendampingi beberapa rumah sakit untuk menyusun hospital disaster plan, kami meminta rumah sakit untuk menyiapkan skenario, baik bencana alam, non-alam, dan sosial.”

dr. Bella Donna juga menerangkan bagaimana rumah sakit-rumah sakit dan sistem pelayanan mengembangkan surge capacity secara terorganisasi. “Komponen surge capacity sering disebut 4S yaitu Structure (fasilitas), Staff (Sumber Daya Manusia/personal), Stuff (peralatan), dan System (kebijakan manajemen).”

Pada komponen fasilitas, terdapat tiga hal utama. Yang pertama, menggunakan rumah sakit yang tidak berfungsi. Yang kedua, memanfaatkan fasilitas yang dapat diubah menjadi rumah sakit. Yang ketiga, membuat fasilitas bergerak atau portable. “Pada surge capacity yang pertama, yaitu membuka rumah sakit yang telah ditutup, diperlukan ahli rumah sakit dan ahli lingkungan untuk melihat situasi”, ungkap dr. Bella Donna. Beliau juga menegaskan, apapun yang telah direncanakan dalam hospital disaster plan, harus tetap mempertahankan standar.

“Komponen keberhasilan surge capacity diantaranya adalah perencanaan yang dilakukan sedari awal, adanya koordinasi, dan manajemen sumber daya. Juga adanya komunikasi efektif, kepemimpinan yang jelas, dan kualitas perawatan yang diberikan rumah sakit selama lonjakan. Selain itu juga adanya peran pengambil kebijakan kesehatan di semua tingkat, yaitu dengan memahami konsep rumah sakit lonjakan sehingga dapat menyusun rencana untuk keadaan darurat”, pungkas dr. Bella Donna.

Webinar yang berlangsung sangat interaktif ini juga menghadirkan  dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD dan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD, dengan diikuti puluhan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Juga dihadiri perwakilan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).

Webinar ini digelar oleh Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK Fakultas kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Pokja Bencana FK-KMK UGM pada Kamis (26/03) di Ruang Common Room Gedung Litbang FK-KMK UGM. (Vania Elysia/Reporter & Dok. www.reuters.com)

Selengkapnya: www.manajemencovid-dirs.net

Berita Terbaru