FK-KMK UGM Hadirkan Edukasi TropmedAsk untuk Masyarakat Terkait Wabah Campak di Sumenep

FK-KMK UGM. Pusat Kedokteran Tropis (PKT), FK-KMK UGM menyelenggarakan sesi edukasi melalui konten TropmedAsk guna memberikan informasi dan jawaban atas kekhawatiran masyarakat terkait wabah campak yang terjadi di Sumenep, Madura. Kegiatan ini digelar pada bulan Oktober 2025, menanggapi laporan meninggalnya sejumlah anak akibat penyakit menular ini serta tingginya perhatian publik di media sosial. Edukasi ini bertujuan memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat mengenai pencegahan, gejala, dan penanganan campak secara medis.

Ahli yang dihadirkan dalam sesi ini adalah dr. Ratni, Sp.A(K), konsultan infeksi dan penyakit tropis dari RSUP Dr. Sardjito. Menurut dr. Ratni, campak dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi gejala penyakit ini biasanya lebih berat pada anak-anak. Ciri khas campak meliputi demam tinggi, batuk, pilek, dan munculnya ruam kemerahan dari wajah ke seluruh tubuh pada hari ketiga hingga keempat. Salah satu tanda spesifik adalah koplik spot, berupa bintik putih di mulut, yang membedakannya dari penyakit lain seperti rubela atau flu Singapura.

Dampak campak tidak berhenti pada gejala awal. Infeksi ini melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga pasien lebih rentan terhadap penyakit sekunder, serta berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia dan ensefalitis. Komplikasi inilah yang sering menjadi penyebab kematian. Pencegahan utama, kata dr. Ratni, adalah imunisasi campak atau MR (Measles–Rubella), yang meski tidak menjamin bebas tertular sepenuhnya, terbukti melindungi dari gejala berat. Cakupan imunisasi yang tinggi penting untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga penularan antarindividu dapat diminimalkan.

Selain imunisasi, langkah pencegahan lain termasuk memakai masker saat sakit, mencuci tangan secara rutin, dan menjaga asupan gizi untuk memperkuat daya tahan tubuh. Risiko campak pada ibu hamil, terutama di trimester pertama, juga menjadi perhatian penting karena dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau bayi lahir dengan infeksi campak. Jika kasus muncul di sekolah, langkah yang perlu dilakukan mencakup pelacakan kontak, pemeriksaan kesehatan siswa yang bergejala, memastikan imunisasi lengkap, isolasi anak yang terinfeksi, serta peningkatan kebersihan dan edukasi kesehatan di lingkungan sekolah.

Kegiatan edukasi TropmedAsk ini sejalan dengan upaya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular dan kesehatan anak, serta SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui penyediaan informasi berbasis bukti dan edukasi publik yang inklusif dan mudah diakses. Inisiatif ini menunjukkan peran aktif FK-KMK UGM dalam mendukung kesehatan masyarakat dan literasi kesehatan secara berkelanjutan, serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan terselenggaranya sesi edukasi ini, PKT UGM menegaskan komitmennya dalam memberikan informasi medis yang akurat, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta membantu mengurangi risiko penyebaran campak di Indonesia. (Kontributor: Muhammad Ali Mahrus).