FK-KMK UGM Gelar Edukasi dan Pengobatan Massal Skabies di Pondok Pesantren

FK-KMK UGM. Departemen Dermatologi dan Venereologi (DV) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan edukasi, pemeriksaan, dan pengobatan massal penyakit skabies di Pondok Pesantren Taruna Al-Quran Kampus 2, Turi, Sleman. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2026, dalam rangka mendukung program nasional Menuju Indonesia Bebas Skabies (MIBS) 2030. Kegiatan tersebut terselenggara melalui kerja sama antara Departemen DV FK-KMK UGM, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII), serta tim Deteksi Dini dan Eradikasi Skabies (DeSkab) Perdoski Cabang Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan kegiatan, dua staf pengajar Departemen DV FK-KMK UGM yaitu dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp.D.V.E, Subsp.D.K.E dan dr. Kristiana Etnawati, MPH., Sp.D.V.E, Subsp.D.K.E hadir secara langsung untuk memberikan pemeriksaan medis, edukasi kesehatan, serta pendampingan kepada para santri. Mereka juga didampingi tiga residen, yakni dr. Okta Adinanto Prabowo, dr. Prayoga Adinawer Sirait, dan dr. Stevano Jevon Valdano, yang turut aktif membantu jalannya pemeriksaan dan pengobatan.

Skabies, atau dikenal dengan kudis, merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini masih banyak dijumpai di Indonesia, terutama di lingkungan padat penghuni seperti pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, hingga hunian padat penduduk. Kondisi tersebut membuat pencegahan dan penanggulangan skabies menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Rangkaian kegiatan di Pondok Pesantren Taruna Al-Quran meliputi pemeriksaan kesehatan kulit bagi para santri, pemberian obat secara massal, serta edukasi tentang cara menjaga kebersihan diri, mengenali gejala awal skabies, dan langkah-langkah pencegahan penularan. Selain memberikan intervensi medis, kegiatan ini juga menekankan pentingnya upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dalam menanggulangi skabies di kalangan remaja pesantren.

Kegiatan edukasi dan pengobatan massal ini berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat Dan Sejahtera melalui peningkatan kesehatan kulit santri, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui penyampaian materi kesehatan berbasis pengetahuan, SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan penekanan pada kebersihan diri dan lingkungan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui sinergi antara universitas, organisasi profesi, dan lembaga pendidikan dalam mengupayakan Indonesia bebas skabies 2030. (Kontributor: Widya Khairunnisa Sarkowi).