Efek Berolahraga dengan Tari Tradisional terhadap Sensitivitas Baro Receptor

FK-KMK UGM. Olahraga merupakan suatu aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari dalam maupun luar tubuh. Namun masih banyak orang yang sulit untuk berolahraga, apalagi kita berada di negara tropis yang cuacanya panas sehingga dengan gerak sedikit maka kita akan merasa tidak nyaman. Kanal Youtube Prodi Kedokteran FK-KMK UGM mengadakan kuliah umum dengan judul “Efek Berolahraga dengan Tari Tradisional terhadap Sensitivitas Baro Receptor” pada Sabtu (09/1).

Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro, AIFM, Sport and Circ Med Departemen Fisiologi FK-KMK UGM selaku pemateri memaparkan bahwa “Olahraga dibagi menjadi dua yaitu pertama olahraga yang lebih mengarah pada saraf atau biasa disebut dengan neural exercise, lalu yang kedua physical exercise. Oleh karena itu kaitannya dengan baro receptor berarti kita sedang melakukan neural exercise. Neural exercise dibagi menjadi tiga bagian: breathing, vocalisation, posture. Tari Tradisional termasuk neural exercise bagian posture”, jelas Dr. Zaenal.

Pada saat olahraga terdapat tiga komponen penting yang diperhatikan yaitu paru-paru, jantung dan otot. Paru-paru dalam kondisi tidak beraktivitas, maka suplai darah pada bagian lobus atas sangat minim begitu juga bagian tengah, tentu lobus bagian bawah mendapatkan suplai darah paling memadai karena adanya gaya grativitasi. Maka pentingnya gerak untuk menyehatkan organ-organ tubuh, salah satunya organ paru-paru dan juga sirkulasi. Oleh karena itu setiap induvidu berdiri dari posisi berbaring, maka berhadapan dengan gaya grativitasi sehingga cenderung tekanan darah hipotensi, akibatnya timbul keluhan-keluhan seperti pusing, kunang-kunang dan badan merasa tidak nyaman.

Dalam akhir acara, Dr. Zaenal menyimpulkan, “Selama ini olahraga yang biasa dilakukan sekedar physical exercise melalui kortikospinal pelvis. Akan tetapi pada pembicaraan mengenai bagaimana olahraga dengan tari ini, justru lebih menyehatkan karena adanya aktivasi baro receptor yang mengaktifkan saraf glosofaringeal. Saraf ini memiliki sifat sebagai presservasi tubuh”, pungkasnya. (Arif AR/Reporter)

Berita Terbaru