DLP di Swedia

FK-UGM. Keberadaan Dokter Layanan Primer (DLP) di Indonesia masih menuai pro dan kontra pada implementasinya. Perlu dilakukan kajian yang lebih dalam mengenai hal tersebut. Fakultas Kedokteran (FK) UGM pun melakukan diskusi dengan pihak Center for Rural Medicine, Vasterbotten County, Swedia yang sudah lebih dulu mengimplementasikan DLP di negaranya. Diskusi tersebut dilakukan di Ruang Eksekutif Gedung KPTU FK UGM (22/3).

Dalam diskusi tersebut, Åsa Holmner menjelaskan bahwa DLP di Swedia itu setara dengan Dokter Spesialis. Perbedaan DLP dengan dokter spesialis lainnya adalah tentang konsentrasi DLP terhadap ruang lingkup masyarakat yang lebih kecil yaitu lingkungan area pedesaan. Ewa-May Karlsson pun menegaskan bahwa masih ada beberapa masalah penyakit di ruang lingkup primer tersebut dan disitulah peran DLP sangat diperlukan. DLP berperan untuk meningkatkan kesehatan di ruang lingkup primer sehingga hal tersebut bisa meningkatkan kesehatan masyarakat pedesaan.

Lebih lanjut lagi, Åsa menuturkan bahwa implementasi sistem kesehatan DLP yang dilakukan di Swedia melingkupi sekitar 260.000 orang populasi. Persebaran DLP meliputi, kesehatan lingkungan keluarga, kesehatan lingkungan sosial, kesehatan terhadap orangtua, dan kesehatan di lingkungan sekolah. DLP berperan dalam melakukan layanan kesehatan, rawat inap, keadaan darurat, x-ray, bahkan tindakan operasi. Sistem kesehatan yang diterapkan di Swedia juga didukung dengan fasilitas teknologi yang canggih. Salah satu teknologi yang digunakan adalah telemedicine. Telemedicine yang difungsikan untuk mengecek keadaan pasien di bangsal sementara dokter berada di tempat lain untuk memantau. Teknologi ini dilengkapi layar selebar tablet agar pasien dan dokter bisa berkomunikasi satu sama lain dan digunakan untuk kognitif terapi perilaku, terapi bagi pasien Parkinson, stroke, pasca operasi.

Diskusi tersebut dihadiri Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., PhD; Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD; Sekretaris Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D.; Sekretaris Departemen Pendidikan Dokter, Savitri Shitarukmi, MD, MSc.;  Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam dr. R. Heru Prasanto, SpPD, K-GH, Ketua Kurikulum Program Studi, dr. Tridjoko Hadianto DTM&H., M.kes.; dan beberapa pihak Center for Rural Medicine, Vasterbotten County, Swedia seperti Anette Edin Liljegren, Ewa-May Karlsson, Åsa Holmner, dan  Karin Lundström. (Siti Rohmah Megawangi/Reporter)

 

Berita Terbaru