Berkomitmen Membantu Masyarakat ‘wong cilik’

[slideshow_deploy id=’16343′]

Yogyakarta – “Seorang dokter dituntut terus belajar untuk menjaga profesionalitas sebagai bentuk tanggung jawab (profesi dokter) terhadap ilmu pengetahuan,” tegas Dekan Prof Ova Emilia ketika memberikan sambutan pada acara pelantikan dokter Selasa (25/4) di Grha Sabha Pramana UGM. Dalam berbagai kesempatan, Prof Ova senantiasa menekankan pentingnya konsep dokter sebagai pembelajar seumur hidup (lifelong learner) yang mengharuskan dokter selalu up to date hasil-hasil riset terkini dengan terus berupaya meningkatkan ilmu dan kompetensinya karena ilmu kedokteran terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi informasi yang merunjung pada meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang berkualitas. Di hari yang sangat bersejarah sebagai awal perjalanan profesi, satu pertanyaan penting yang harus dijawab para dokter (baru) adalah karier apa yang akan ditempuh? Apakah menjadi seorang klinisi spesialis di RS? atau klinisi yang menjadi garda terdepan di puskesmas sebagai dokter keluarga? atau memilih menjadi seorang pendidik (dosen) atau peneliti? atau bahkan menjadi pejabat struktural dalam bidang kesehatan kedokteran maupun konsultan di lembaga-lembaga internasional dan organisasi non pemerintah (NGO)? “Apapun karir yang dipilih, para dokter (baru) harus tetap menjaga kemuliaan profesi dokter dengan mengabdikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (Dokter baru) harus menjaga nama baik almamater FK UGM dengan selalu menjunjung tinggi sumpah etik dokter yang mengedepankan kepentingan pasien,” pungkas Prof Ova Emilia.

Pelantikan Dokter Periode III TA 2016-2017 yang diikuti oleh 157 orang, 58 dokter laki-laki dan 99 dokter perempuan, menampilkan data statistik indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata 3,52 dengan IPK lulusan terbaik mencapai 3,89. Keberhasilan (dokter baru) menyelesaikan studi rata-rata 5 tahun 5 bulan di usia rata-rata 23 tahun 5 bulan. Capaian hasil UKMPPD-CBT mencatatkan nilai tertinggi 92,50 dan 94,91 untuk hasil UKMPPD-OSCE. Hingga saat ini FK UGM telah meluluskan 8.854 dokter, terdiri atas 5.170 dokter laki-laki dan 3.684 dokter perempuan.

“Selamat bagi para dokter yang baru dilantik, sebuah prestasi (menjadi lulusan UGM) harus bangga karena UGM merupakan universitas perjuangan pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia, dan di tahun 2016 menempati peringkat 105 dunia versi QS Asia University Ranking. Sebagai lulusan UGM, (dokter baru) terus menerus harus membaca supaya ilmunya up to date,” ujar Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Ali Ghufron Mukti yang hadir memberikan motivasi bagi para dokter baru.  Mengutip sambutan Wapres Jusuf Kalla dalam peresmian Indonesian Medical Education and Research Institute, “Ilmu kedokteran berkembang sangat cepat, berubah 100 persen tiap tiga tahun, jadi dokter yang tidak meneliti selama tiga tahun ilmunya tinggal setengah,” Ghufron menandaskan bahwa setelah membaca dokter baru harus ikut menulis dan meneliti. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia masih jauh tertinggal dalam menulis (publikasi). Tugas dokter baru untuk menulis karena ada banyak hal yang bisa diteliti dan ditulis. “Dokter sekarang lebih berat karena prosesnya lebih panjang dan sulit. Oleh karena itu (dokter baru) perlu terus mengembangkan diri, harus teguh memegang prinsip mempergunakan pengetahuan kedokterannya sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan paling penting berkomitmen membantu masyarakat ‘wong cilik’,” tutup Prof Ghufron yang juga alumni FK UGM angkatan 83.     \sari

Berita Terbaru