Antraks Tidak ditularkan antar manusia

20170121_144659

YOGYAKARTA – Kesiapsiagaan dan pemahaman yang benar terkait antraks akan membantu masyarakat terhindar dari penyakit yang hanya ditularkan dari hewan ke manusia ini. Namun, penyakit antraks tidak menular dari manusia ke manusia.

Masyarakat belakangan dikejutkan dengan berita  mengenai 16 kasus antraks yang ditemukan di Kabupaten Kulon Progo. Untuk itu, warga tidak perlu panik dan tetap menjalankan pola hidup sehat. Yang lebih penting, masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait antraks dan tidak terpengaruh dengan informasi yang menyesatkan dan justru membuat masyarakat resah.

Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, selaku Ketua Tim Respon Cepat Waspada Antraks Fakultas Kedokteran UGM menyatakan bahwa antraks pada manusia dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan dari hewan pada manusia.“Penularan bisa melalui kontak langsung ataupun tidak langsung dengan hewan, bangkai atau produk hewan sakit yang terinfeksi antraks. Antraks bisa menyerang kulit, saluran cerna dan saluran pernafasan,” ujarnya saat menghadiri jumpa pers, Sabtu (21/1) di ruang Fortakgama gedung Pusat UGM lantai 1.

Lebih lanjut, dr Riris, menyatakan bahwa yang lebih penting, masyarakat senantiasa menjalankan pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan pakai sabun, sebelum dan sesudah makan. Jika memasak atau mengkonsumsi daging kambing atau sapi, pastikan daging itu dimasak dengan matang hingga suhu 1200C dan matang benar.

Antraks berbahaya pada hewan ternak karena bakteri antraks dapat membentuk spora di dalam tanah dan mampu bertahan hingga puluhan tahun. Terkait dengan hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, yang banyak dikonsumsi oleh manusia, drh. Heru Susetya MP Ph.D, Ketua Departmen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan UGM menyatakan daging aman untuk dikonsumsi sejauh tidak terdapat gejala antraks. Antraks pada hewan ternak ditandai dengan demam yang tinggi, sakit luar biasa pada bagian pinggang, kepala dibentur bentukan atau diputar-putarkan dan dalam waktu 10-36 jam akan mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam di seluruh lubang tubuh.

“Apabila menemukan tanda-tanda diatas, masyarakat dihimbau untuk segera melaporkan ke Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang biasanya terdapat di tingkat kecamatan” ujarnya.

Masyarakat juga dihimbau untuk tidak menyembelih hewan ternaknya sendiri saat-saat ini dan menghubungi Poskeswan atau Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk memastikan bahwa hewan ternak yang akan dikonsumsi aman dari antraks. Ciri daging yang aman dikonsumsi adalah berwarna merah segar dan  tidak berbau anyir.

Sementara itu, untuk meningkatkan keamanan hewan yang dikonsumsi, Prof.Dr. Ir. Ali Agus, dekan  Fakultas Peternakan UGM menyarankan agar masyarakat meningkatkan mitigasi perdagangan hewan dengan melibatkan peran Pos Pemeriksaan Hewan untuk lalu lintas kesehatan hewan, Pos Kesehatan Hewan untuk menjamin hewan sehat. Poskeswan juga bertugas untuk memberi informasi kemasyarakat terkait kesehatan hewan melalui penyuluhan.

 

Kontak Media:

Tim Respon Cepat Waspada Antraks

Universitas Gadjah Mada

Dr Riris Andono Ahman MPH, Ph.D (email: risandono_ahmad@ugm.ac.id)

Telepon: 081578085505

 

Berita Terbaru