FK-KMK UGM Kembangkan Protokol Terapi Regeneratif Berbasis hPRF-L untuk Gangguan Panggul Perempuan

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu kedokteran regeneratif melalui penelitian lintas departemen. Tim peneliti FK-KMK UGM mengembangkan protokol penelitian terkait potensi human platelet-rich fibrin lysate (hPRF-L) sebagai terapi regeneratif untuk memperkuat jaringan penyangga organ panggul pada kondisi pelvic organ prolapse (POP).

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal F1000Research dengan judul “Effect of Human Platelet-Rich Fibrin Lysate on Collagen Type I, Collagen Type III, and Matrix Metalloproteinase 1: A Protocol Study on Rat Models with Pelvic Organ Prolapse”, volume terbaru versi revisi (version 2) yang terbit pada 16 September 2025, setelah melalui proses telaah sejawat dan penyempurnaan dari versi awal yang diterbitkan pada 13 September 2024. Artikel ini ditulis oleh Akbar Novan Dwi Saputra, Prof. Dicky Moch Rizal, Nandia Septiyorini, Muhammad Nurhadi Rahman, Yohanes Widodo Wirohadidjojo, Dwi Cahyani Ratna Sari, dan Raden Mas Sonny Sasotya dari FK-KMK UGM.

Gangguan pelvic organ prolapse (POP) merupakan kondisi yang cukup umum dialami perempuan akibat melemahnya jaringan penopang organ panggul. Keadaan ini dapat menyebabkan turunnya rahim, kandung kemih, atau rektum ke arah vagina yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidup. Di Indonesia, prevalensi POP dilaporkan mencapai 26–81 persen, dengan sebagian besar kasus baru diketahui saat gejalanya sudah berat. Selama ini, tindakan bedah rekonstruksi panggul menjadi pilihan utama, namun memiliki risiko komplikasi dan angka kekambuhan hingga 37,7 persen.

Melalui penelitian ini, tim UGM menyoroti pendekatan terapi regeneratif dengan memanfaatkan human platelet-rich fibrin lysate (hPRF-L)—produk biologis dari darah manusia yang kaya faktor pertumbuhan dan protein untuk memperbaiki jaringan. Penelitian dilakukan menggunakan model hewan tikus betina Sprague-Dawley untuk mengamati pengaruh injeksi hPRF-L terhadap ekspresi kolagen tipe I dan III, serta enzim matrix metalloproteinase-1 (MMP-1). Kolagen tipe I memberi kekuatan regangan pada jaringan, sementara kolagen tipe III berperan dalam elastisitas dan proses perbaikan jaringan. Sebaliknya, MMP-1 diketahui dapat memecah kolagen dan memperlemah struktur jaringan penopang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hPRF-L mampu meningkatkan produksi kolagen tipe I dan III sekaligus menurunkan kadar MMP-1. Hal ini mengindikasikan bahwa terapi berbasis hPRF-L dapat membantu menjaga keseimbangan antara pembentukan dan degradasi kolagen, memperkuat jaringan panggul, serta menjadi alternatif non-bedah yang lebih aman dan berpotensi menekan biaya pengobatan.

Dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), riset ini berkontribusi pada SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan mendorong inovasi terapi yang meningkatkan kesehatan perempuan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan adanya publikasi ilmiah, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pengembangan bioteknologi medis berbasis sumber daya lokal yang dapat diterapkan dalam sistem kesehatan nasional, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penelitian tim FK-KMK UGM menunjukkan bahwa terapi berbasis human platelet-rich fibrin lysate berpotensi besar dalam memperkuat jaringan penopang panggul dan menjadi solusi alternatif non-bedah untuk penanganan pelvic organ prolapse. Temuan ini tidak hanya memperkaya ilmu kedokteran regeneratif, tetapi juga menegaskan komitmen FK-KMK UGM dalam mendukung kesehatan perempuan dan inovasi biomedis berkelanjutan. (Kontributor: Tammim Lana Bil Khoir).