FK-KMK UGM. Dalam upaya menekan konsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK) dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak kesehatannya, Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Tim Penggerak PKK Kelurahan Demangan. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (16/06) di Aula Kelurahan Demangan dan dihadiri oleh 12 perwakilan PKK dari setiap RW di wilayah tersebut.
FGD ini difasilitatori oleh Tutik Istiyani, S.Sos., bersama dua asisten peneliti yaitu Sinta Ristiyanti, S.Pd., M.A., dan Nia Lestari Muqarohmah, S.Kep., Ns., serta mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Rizky Perwira Zain. Acara ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat FK-KMK UGM yang mengedepankan pendekatan partisipatif berbasis komunitas, dengan menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam perubahan gaya hidup sehat.
Diskusi diawali dengan menggali persepsi peserta terhadap MBDK. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi MBDK masih menjadi kebiasaan sehari-hari, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Meskipun sebagian peserta telah mengetahui dampak buruk MBDK, kebiasaan ini tetap sulit dihentikan. Tantangan utama yang dihadapi dalam edukasi masyarakat antara lain kemudahan akses MBDK, persepsi kepraktisan, serta menjamurnya tren minuman kekinian yang menarik perhatian generasi muda.
Namun demikian, peserta menyampaikan komitmen untuk melakukan perubahan. Mereka mengusulkan beberapa bentuk intervensi, seperti mengganti suguhan MBDK dengan air putih saat kegiatan sosial, menyelenggarakan penyuluhan rutin dalam forum PKK dan posyandu, serta melibatkan pemuda dalam kampanye digital kreatif. Keinginan untuk menjadikan Kelurahan Demangan sebagai “Kampung Sehat Bebas MBDK” mendapat dukungan kuat dari para peserta, didukung oleh kesadaran kolektif dan modal sosial yang cukup tinggi.
Sebagai langkah lanjutan, FK-KMK UGM akan menyelenggarakan pelatihan khusus bagi kader masyarakat di Kelurahan Demangan. Kegiatan ini akan membekali para kader dengan keterampilan komunikasi dan materi edukasi yang efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, terutama terkait bahaya konsumsi MBDK dan pentingnya mengadopsi pola hidup sehat.
Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, melalui upaya pencegahan penyakit tidak menular melalui edukasi konsumsi sehat; SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan melibatkan mahasiswa; SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, dengan menginisiasi konsep kampung sehat berbasis masyarakat; dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat lokal demi perubahan sosial yang berkelanjutan. (Kontributor: Sinta Ristiyanti).