Annual Scientific Meeting 2022: Peran Pendidikan dalam Ketahanan Sistem Kesehatan

Pandemi Covid-19 telah dan sedang menguji ketahanan sistem kesehatan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Membangun sistem kesehatan nasional yang tangguh di Indonesia yang luas dan majemuk tentu tidak mudah. Kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah masih dijumpai. Pembenahan dari hulu pendidikan sampai ke hilir tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan mudah diakses, perlu terus-menerus dilakukan. Pemanfaatan teknologi digital kesehatan dan pengembangan ekosistem teknologi kesehatan merupakan komponen yang sangat penting untuk ditransformasi untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional.

Pemanfaatan teknologi digital dalam bidang kedokteran dan kesehatan dimasa kini dan ke depan adalah keharusan. Masih banyak tantangan yang dihadapi saat ini, diantaranya adalah: 1) Lebih dari 80% fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia belum tersentuh teknologi digital, 2) data kesehatan yang terfragmentasi, serta 3) keterbatasan regulasi standardisasi dan pertukaran data. Kedepan diharapkan terbangun sistem data kesehatan dan  sistem aplikasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi. Data dan sistem yang terintegrasi dapat mendukung pembuatan berbagai kebijakan dan keputusan kesehatan terkait  usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, secara lebih tepat dan cepat menuju Indonesia Sehat.

Untuk membangun kemandirian dalam penyediaan teknologi kesehatan, perlu dikembangkan ekosistem teknologi kesehatan yang handal, diantaranya melalui perluasan teknologi telemedicine, pengembangan ekosistem produk inovasi teknologi kesehatan dan bioteknologi kesehatan serta integrasi riset bioteknologi kesehatan.

Ketahanan kesehatan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat umum, akademisi, industri maupun oraganisasi non pemerintah. Institusi pendidikan tinggi kedokteran dan kesehatan  perlu untuk menangkap perubahan dalam pelayanan kesehatan. Pemanfaatan kedokteran digital, kecerdasan buatan dan robotika serta genomik akan memiliki dampak besar pada pasien dan profesi kesehatan.  Adaptasi dan inovasi pendidikan perlu terus-menerus dilakukan agar dapat menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang adaptif dengan perubahan dalam pelayanan kesehatan. Fleksibilitas dalam sistem pendidikan sangat diperlukan.

Isu-isu diatas akan menjadi fokus diskusi dalam puncak kegiatan Annual Scientific Meeting (ASM) 2022, yang mengangkat tema ASM: “Adaptasi Pendidikan Kedokteran kesehatan untuk Mendukung Ketangguhan Sistem kesehatan Indonesia”. ASM ini diselenggarakan oleh KAGAMA Kedokteran bekerjasama dengan FK-KMK UGM, RSUP Dr Sardjito, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dan RSA UGM, dalam rangka memperingati dies natalis FK-KMK UGM yang ke-76, HUT RSUP Dr. Sardjito ke-40,  HUT RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ke-94 dan HUT RSA UGM ke-10.  Tema ASM 2022 ini dirancang sejalan dengan isu prioritas pertama bidang kesehatan dalam agenda pemandatan Indonesia sebagai presidensi G20, yaitu membangun global health resilience. Diharapkan ASM 2022  dapat membantu memberikan kontribusi pemikiran.

Kegiatan puncak Annual Scientific Meeting 2022 akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Maret 2022. Kegiatan ini mengundang Menteri kesehatan RI yang akan menyampaikan mengenai Membangun Ketangguhan Sistem Kesehatan di Indonesia dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Ristek dengan topik Adaptasi Pendidikan untuk Penguatan Sistem Kesehatan Nasional,  serta sejumlah narasumber nasional dan internasional. (Dian/IRO. Editor: Gandes Retno Rahayu)