Webinar PKMK UGM Ungkap Strategi Lean Management untuk Tingkatkan Mutu Layanan Rumah Sakit

FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan serial webinar “Lean Hospital Management” yang memasuki pertemuan ketiga secara daring melalui Zoom Meeting pada Rabu, 30 Juli 2025. Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber dari berbagai rumah sakit di Indonesia yang telah berpengalaman dalam penerapan Lean Management untuk peningkatan efisiensi dan mutu layanan rumah sakit.

Mengawali sesi, Dr. Firman, MPH., selaku moderator menyampaikan bahwa pertemuan ini menitikberatkan pada penerapan Lean Management sesuai dengan karakteristik masing-masing rumah sakit. “Kita tidak hanya bicara konsep, tetapi juga praktik nyata Lean yang sudah terbukti membawa hasil dan dapat diaplikasikan oleh para pemangku kepentingan rumah sakit,” ujar Dr. Firman. Lean Management, lanjutnya, menekankan pelayanan yang lebih efisien dan berkualitas, serta berorientasi pada pasien.

Salah satu narasumber, dr. Erin Arsianti, Sp.M(K)., M.Sc., MPH., FISQua, selaku Direktur Pelayanan, Keperawatan, dan SDM RS Mata Dr. YAP Yogyakarta menjelaskan bahwa Lean Management menjadi solusi strategis dalam menghadapi berbagai tantangan krisis. RS Mata Dr. YAP mengimplementasikan lima tahapan utama dalam Lean Management, mulai dari membangun kesadaran dan pelatihan staf, pendampingan proyek oleh pimpinan rumah sakit, pemberian apresiasi, hingga pengembangan proyek berkelanjutan. Hasilnya terlihat nyata—terjadi penghematan biaya, pengurangan waktu tunggu pasien, serta digitalisasi proses administrasi yang meningkatkan efektivitas layanan.

Sementara itu, dr. Jamilatun Rosidah, MM., selaku Direktur Utama RSUP Surakarta mengungkapkan bahwa kesiapan organisasi menjadi kunci dalam suksesnya penerapan Lean. Di RSUP Surakarta, lean dijadikan indikator kinerja yang memengaruhi sistem remunerasi, serta diterapkan pada berbagai bidang termasuk optimalisasi waktu tunggu obat, digitalisasi manajemen linen, hingga perbaikan tata kelola gudang dapur. Ia juga menyoroti faktor penyebab kegagalan implementasi lean, seperti kepemimpinan yang belum siap, sosialisasi konsep yang kurang jelas, dan demotivasi di lingkungan kerja.

Narasumber terakhir, apoteker Puspita Fadma Sari, S.Farm., Apt., dari Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, memaparkan penerapan Lean Inventory Management dalam layanan farmasi. Ia menekankan pentingnya mengurangi pemborosan dalam rantai pasok obat, termasuk stok berlebih, kadaluarsa, hingga keterlambatan pengadaan. Dengan menggunakan alat seperti diagram SIPOC, Value Stream Mapping, dan analisis akar masalah, RS Pusat Pertamina berhasil menurunkan nilai inventaris, menekan insiden “out of stock”, serta meningkatkan efisiensi pengadaan obat.

Webinar ini memperlihatkan bahwa Lean Hospital Management tidak hanya menjadi alat efisiensi, tetapi juga strategi menyeluruh untuk peningkatan mutu layanan dan daya saing rumah sakit. Melalui pemanfaatan pendekatan ini, rumah sakit dapat turut berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan lewat kolaborasi lintas institusi dalam berbagi praktik baik. (Kontributor: Firda Alya).