FK-KMK UGM. Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar dalam rangka peningkatan pemahaman mengenai regulasi, tantangan, dan peluang terkait efikasi dan keamanan produk biosimilar di Indonesia, serta peran farmakovigilans dan implikasi klinis penggunaan biosimilar terhadap treatment outcomes dan patient safety pada Sabtu (9/8). Kegiatan ini diselenggarakan dengan berkolaborasi bersama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM dengan mengusung tema “Efikasi dan Keamanan Produk Biosimilar pada Era Patient Safety”. Diselenggarakan menggunakan platform Zoom meeting, kegiatan ini turut dihadiri oleh 155 peserta.
Webinar ini turut menghadirkan pembicara ternama, diantaranya Prof. Dr. Sri Suryowati, Apt. dengan materi Regulasi Produk Biosimilar di Indonesia; Prof. dr. Jarir Al Thobari, D.Pharm., Ph.D. dengan materi Farmakovigilans Pada Produk Biosimilar; Dra. Tri Isnariani, Apt., M.Pharm. dengan materi Peluang dan Tantangan Registrasi Produk Biosimilar; Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes., Sp.S. dengan materi Implikasi Klinik Penggunaan Produk Biosimilar.
Turut memberikan sambutan sekaligus membuka acara, Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Solikhah, M.Kes., M.Med.Ed. selaku Kepala Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada para pembicara yang telah bersedia berbagai ilmu atas terselenggaranya acara ini. “Melalui kegiatan ini harapannya, semoga ilmu dari yang didapatkan bermanfaat bukan hanya bagi yang hadir, tetapi bagi bangsa dan global dalam mengembangkan keilmuan biosimilar,” Kata Prof. Eti.
Pemaparan pemateri pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Sri Suryowati, Apt. yang menjelaskan tentang pengembangan obat biologi untuk kesehatan, kerangka pengembangan produk biologi, kebutuhan biosimilar untuk meningkatkan akses, pengujian kompatibilitas biosimilar, dan tantangan bagi peneliti dan industri di Indonesia. “Kita harus bisa memberikan pelayanan kesehatan melalui obat terbaik dengan adanya kolaborasi lintas disiplin yang berorientasi pada manfaat, keamanan, dan mutu biosimilar,” kata Prof. Suryowati.
Kemudian, pemaparan kedua disampaikan oleh Dra. Tri Isnariani, Apt., M.Pharm. yang memberikan pemaparan tentang peluang dan tantangan registrasi produk biosimilar, serta penilaian produk biosimilar. “Kita kedepan harus makin mandiri terkait dengan pelayanan kesehatan melalui obat terbaik dengan adanya kolaborasi pada 3 pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM) dan Pentahelix pengawasan obat,” kata Isnariani.
Selanjutnya, pemaparan ketiga disampaikan oleh Prof. dr. Jarir Al Thobari, D.Pharm., Ph.D. yang menjelaskan tentang pasar, regulasi, gap yang terjadi dalam biosimilar. Selain itu, Prof, Jarir juga memaparkan trend perkembangan data produksi dan industri produk biosimilar. “Biosimilar pada data Safety Reporting di tahun 2021-2023 memiliki adanya tren peningkatan produk sehingga, ini menjadi perhatian khusus bersama untuk melakukan pengawasan pasca pemasaran,” kata Prof. Jarir.
Materi terakhir disampaikan oleh Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzan, M.Kes., Sp.S yang menjelaskan studi kasus penyakit neurologi dan kaitanya pada biosimilar. Selain itu, dr. Rizaldy turut memberikan perspektif klinis terkait dengan biosimilar dan originator biologics. “Biosimilar itu menjanjikan dalam hal terapi yang lebih luas dan memiliki manfaat lebih murah secara ekonomis khususnya dalam membantu terapi penyakit yang memiliki biaya besar secara klinis,” ujarnya.
Lebih lanjut, webinar ini sejalan dengan SDGs 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dikarenakan mendukung adanya perhatian secara berkelanjutan pada perkembangan produksi dan pengawasan biosimilar; SDGs 4: Pendidikan Berkualitas dengan menekankan integrasi dan kontribusi penelitian; serta, SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan yang menegaskan kolaborasi lintas bidang untuk berkomitmen pada kemandirian produk biosimilar. (Reporter/Tedy)




