Waspada Skoliosis pada Remaja

FK-KMK UGM. dr. Yudha Mathan Sakti, Sp. OT(K) dari Departemen Ilmu Bedah Divisi Orthopedi FK-KMK UGM mengatakan bahwa remaja perempuan lebih berisiko mengalami skoliosis. Hal ini dirinya sampaikan dalam Bincang Sehat Radio Indonesia Sehat (RAISA) pada Senin (9/1) dengan tema “ Skoliosis: Solusi Tulang Melengkung”.

dr. Yudha menjelaskan bahwa skoliosis terjadi apabila tulang belakang terlihat bengkok saat dilihat dari bagian depan. “Tulang belakang seharusnya berbentuk S jika dilihat dari samping dan terlihat lurus jika dilihat dari depan,” jelasnya.

Berdasarkan penjelasan dr. Yudha, gejala skoliosis adalah rasa tidak nyaman. “Jika kondisi ini diabaikan dan tetap digunakan untuk melakukan aktivitas berat, rasa tidak nyaman akan berubah menjadi rasa nyeri,” tambahnya. Pada skoliosis yang sudah parah, akan terlihat seperti ada punuk di bagian punggung penderita.

Salah satu cara yang paling mudah untuk mendeteksi skoliosis adalah melakukan gerakan membungkuk 90°. Jika tulang belakang terlihat tidak simetris dan terdapat salah satu tonjolan tulang iga, bisa dikatakan bahwa seseorang telah mengalami skoliosis.

Skoliosis sering ditemukan pada remaja putri beberapa bulan sebelum datangnya menstruasi. Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang cukup cepat pada anak remaja yang berpengaruh pada kondisi tulang belakang.

dr. Yudha juga menjelaskan bahwa 85% kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya. Namun, pertumbuhan yang signifikan pada usia remaja bisa menjadi salah satu penyebab tersebut.

Skoliosis bisa sembuh, namun definisi sembuh menurut dokter adalah keadaan balance dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara normal, bukan mengembalikan bentuk tulang belakang seperti semula. (Nirwana/Reporter)