FK-KMK UGM. Cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia sangat perlu diwaspadai. Hal tersebut harus menjadi perhatian orang tua, terutama yang masih memiliki anak balita. Kondisi pancaroba bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Beragam penyakit pun bisa mengancam, salah satunya pneumonia atau radang paru.
“Pneumonia saat ini masih posisi tertinggi penyebab kematian pada balita di Indonesia. Bahkan, Indonesia menempati urutan ke-6 dunia untuk pneumonia,” ungkap pakar kesehatan anak, dr. Rina Triasih, M.Med(Paed)., PhD., SpA(K) melalui wawancara dengan tim Inahealth TV.
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae ini memiliki gejala yang sangat khas pada penderitanya, yakni demam tinggi, batuk yang sulit sembuh, serta sesak napas. “Dalam kondisi ini, penderita pneumonia mengalami peradangan di kantung udara paru-paru sehingga terjadi nyeri dada saat bernapas, batuk berdahak, panas tinggi bahkan diare”, ujar ahli penyakit paru, dr. Sumardi, SpPD-KP.
Adapun beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan anak berisiko tinggi terserang pneumonia di antaranya adalah daya tahan tubuh anak yang dipengaruhi oleh status gizi, bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, anak yang tidak mendatkan vaksin lengkap serta yang terakhir adalah keganasan kuman. Hal tersebut diungkapkan dengan lugas oleh dr. Rina Triasih saat dikonfirmasi mengenai faktor risiko yang memungkinkan anak terserang pneumonia.
“Paru itu kan bersih dan steril, kekebalan atau daya tahan tubuh yang menurun akan mengakibatkan kuman masuk ke dalam paru-paru dan merusak, “ imbuh dr. Sumardi. Bahkan, dr. Sumardi juga mengungkapkan bahwa pneumonia bisa menular jika disebabkan oleh virus, seperti penderita pneumonia karena virus flu burung, ataupun flu babi. “Kalau yang disebabkan secara umum seperti kuman, bakteri, parasit, jamur atau kuman yang lain itu tidak menular, karena itu interaksi antara kekebalan dan keganasan kuman,” tegasnya.
Kedua pakar tersebut berpesan bahwa rada paru merupakan salah satu penyakit dengan angka kejadian tinggi di Indonesia. Oleh karenanya, perhatian terhadap gizi, imunisasi, gaya hidup maupun kebersihan lingkungan serta pengetahuan dini tanda serta gejala pneumonia sangat penting agar kasus segera bisa teratasi. (Wiwin/IRO; via inahealth tv: https://www.youtube.com/watch?v=pM4Dpy-dH6g)