Waspada penyakit Rematik

FK-KMK UGM. Radio Indonesia Sehat (RAISA) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan bincang sehat dengan topik “Mengenal Penyakit Rematik dan Penyebabnya”, Senin (27/6). Bincang sehat kali ini menghadirkan pakar Reumatologi Departemen Penyakit Dalam FK-KMK UGM, dr. Deddy Nur Wachid Achadiono, M.Kes., SpPD, KR., dengan moderator dr. Wahyu Tri Kurniawan.

Penyakit rematik merupakan kumpulan kondisi penyakit. Demikian dr. Deddy mengawali paparannya. “Rematik itu suatu istilah besar, di dalamnya masih ada penyakit khusus lain yang bisa dimasukkan ke dalam penyakit rematik, seperti Lupus, Rheumatoid Arthritis atau Rematik Arthritis, dan sebagainya,” ungkap dr. Deddy.

Rematik ini juga tidak hanya menyerang sendi, namun juga bisa terjadi pada jaringan yang ada di sekitar sendi. Pengapuran juga menjadi kategori rematik yang awalnya sering disalahartikan sebagai kekurangan kalsium.

“Pengapuran atau Osteo Arthritis adalah kondisi peradangan pada persendian. Biasanya OA ini terjadi pada tulang panggul, tangan, dan yang paling jarang terjadi adalah pada pergelangan kaki,” papar dr. Deddy.

Dokter Deddy juga menambahkan bahwa OA ini terjadi dalam kompartemen sendi atau ruang sendi yang memiliki matriks tulang rawan. OA terjadi akibat adanya kerusakan matriks pada tulang rawan atau bantalan sendi.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Menanggapi hal tersebut dr. Deddy menegaskan bahwa bantalan sendi perlahan bisa terkikis karena berat badan berlebih atau memang karena usia. “Sejak dewasa tulang telah bertumbuh maksimal, saat manusia bergerak, misal berjalan naik turun tangga, maka luka atau robekan pada bantalan sendi sangat mungkin terjadi. Pada usia kurang dari 50 jika terjadi kerusakan pada bantalan sendi bisa dipulihkan kembali dengan terapi,’ terangnya.

OA lebih banyak menyerang sendi besar, karena saat manusia berjalan pasti memiliki satu periode di mana ia akan mengangkat satu kaki dan satu kaki tertinggal di bawah. “Proses berjalan seperti itu bisa dibayangkan bahwa saat kaki melangkah akan meninggalkan beban pada kaki yang lain,” imbuhnya.

Dokter Deddy juga mengungkapkan bahwa gejala penderita OA sangat khas yakni rasa nyeri saat organ fisik digerakkan dalam kondisi tertentu, misal: kaki sakit saat naik tangga. Selain itu muncul bengkak dan merah pada persendian. Kondisi ini yang dinyatakan dr. Deddy sebagai adanya peradangan sendi.

“Untuk kerusakan ringan pada sendi bisa diberikan suplementasi di dalamnya. Namun untuk kerusakan berat biasanya dilakukan tindakan pembedahan,” ujarnya. (Wiwin/IRO)