Waspada Diabetes Melitus di Usia Muda

FK-KMK UGM. HDSS (Health and Demographic Surveillance System) Sleman Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM menyelenggarakan hybrid webinar dengan topik “Diabetes Mellitus Mengancam Generasi Muda Yogyakarta” pada Kamis (25/5) di Auditorium lantai 1 Gedung Pascasarjana Tahir. Webinar ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran akan bahaya diabetes melitus pada generasi muda, tetapi juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Prof. dr. Hari Kusnanto Josef, SU., Dr.PH dari Departemen Kedokteran Keluarga, Komunitas, dan Bioetika FK-KMK hadir memberikan paparan mengenai penyebab dan cara mengontrol kondisi pasien yang terlanjur terserang diabetes melitus. “Obesitas, kurang aktivitas fisik, stres, dan gangguan tidur menjadi faktor risiko yang menyebabkan munculnya diabetes melitus,” jelasnya. Prof. Hari juga menjelaskan bahwa diabetes melitus dapat dikontrol dengan diet yang seimbang, memperbanyak aktivitas fisik, menghindari rokok dan alkohol, manajemen stres yang baik, tidur cukup, serta rajin melakukan evaluasi kadar gula darah.

Hadir pula dr. Vina Yanti Susanti, M.Sc, Ph.D, Sp.PDKEMD dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito untuk memberikan paparan mengenai komplikasi dari diabetes melitus. “Jantung koroner adalah komplikasi yang paling banyak menyebabkan kematian. Komplikasi yang sering muncul lainnya adalah neuropati diabetik yang dapat menyebabkan kebutaan,” tambahnya. dr. Vina juga menjelaskan bahwa saat ini banyak pasien diabetes melitus awalnya datang karena mengalami keluhan disfungsi ereksi di usia muda.

Untuk mencegah diabetes melitus menyerang kita, salah satu hal yang harus dilakukan adalah memperbanyak aktivitas fisik. Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM dari Departemen Fisiologi mengatakan bahwa aktivitas fisik sebaiknya dijadikan bagian dari pola hidup. “Masalah yang sering muncul adalah terlalu banyak duduk dalam kegiatan sehari-hari serta akumulasi waktu aktifitas fisik yang belum memenuhi target. Maka dari itu, aktivitas fisik harus diperhatikan lagi total waktunya,” jelas dr. Denny. (Nirwana/Reporter:Vincent/Editor).