FK-KMK UGM. Dalam rangka mendukung pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing rumah sakit jejaring, Sistem Kesehatan Akademik (Academic Health System/AHS) Universitas Gadjah Mada melakukan kunjungan ke RSPAU dr. S. Hardjolukito pada Selasa (11/6). Kegiatan ini diikuti oleh beberapa perwakilan AHS UGM, Komkordik RSUP Dr. Sardjito, Komkordik RSA UGM, Prodi Kedokteran FK-KMK UGM, TKP PPDS FK-KMK, Wakil Dekan Bidang Kerja sama, Alumni, dan Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM , Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, serta Wakil Dekan Bidang Kueangan, Aset, dan SDM.
Kegiatan visitasi ini berkontribusi dalam pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)/SDGs 4 yaitu Pendidikan Berkualitas karena pada kegiatan visitasi mengevaluasi pembelajaran residen dan koas yang ditempatkan di rumah sakit jejaring. Visitasi tersebut melibatkan beberapa pihak yang mana merupakan bentuk untuk mendukung tercapainya SDGs 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM, Prof. D.dr. Hera Nirwati, M.Kes, Sp.MK., menyampaikan dalam pembahasan bidang pendidikan bahwa untuk menjadi dosen, diberikan pembekalan berupa pelatihan AA dan Pekerti. Dr. dr. Sudadi Sp.An, KNA, KAR., selaku Wakil Dekan Bidang Kerja sama, Alumni, dan Pengabdian Masyarakat menambahkan bahwa FK-KMK terbuka jika RSPAU membutuhkan narasumber dalam pelatihan dokter.
Dalam upaya mendukung kegiatan penelitian, FK-KMK bersedia untuk membuka kolaborasi dengan RSPAU. Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K)., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, menyampaikan bahwa di FK-KMK terbagi menjadi riset terpublikasi dan riset inovasi. Terdapat Unit Leres yang merupakan wadah untuk mengembangkan riset. “Kalau ada riset yang akan dikembangkan bisa berkoordinasi dengan (unit) Leres”, tutur Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K). “Di AHS juga terdapat hibah penelitian bersama rumah sakit jejaring, untuk tahun depan bisa mengusulkan”, tambah Dr. dr. Sudadi Sp.An, KNA, KAR.
dr. Haryo selaku tim AHS UGM juga memaparkan terkait pengembangan health tourism. Harapannya, ada tata kelola evakuasi udara karena di wilayah Jateng dan DIY pada destinasi wisata yang masih menjadi prioritas, yaitu Borobudur, Prambanan, dan lainnya. RSPAU menyebutkan sangat mudah sekali untuk mengarahkan helikopter di sekitar Jogja dalam melakukan evakuasi, yang diperlukan hanya dengan koordinasi. Harapannya, bisa saling back-up dengan institusi lainnya, misalnya RSUD Muntilan. “Tidak menutup kemungkinan untuk kerja sama dengan Pemda DIY dan Pemda Jateng dalam pengembangan health tourism”, tambah dr. Haryo. (Penulis: AHS UGM, Resha Ayu/Editor: Putri)