Visiovein

Solusi Pencegahan Komplikasi Medis dalam Tata Laksana Akses Vaskular

fixHampir 90% pasien yang masuk ke rumah sakit akan mendapatkan prosedur akses vaskular. Prosedur akses vaskular di Indonesia masih menggunakan cara konvensional, yakni dengan melakukan pencarian jalur intravena dengan melihat dan meraba tangan pasien terlebih dahulu. Namun, pembuluh vena berada pada tempat yang tidak tampak dengan penglihatan biasa, atau berada pada tempat yang tidak dapat ditembus oleh gelombang cahaya tampak. Selain itu, sebagian orang mempunyai vena yang sulit ditemukan atau sangat rapuh. Oleh karena itu, tidak jarang tenaga medis kesulitan dalam menemukan pembuluh darah vena pada pasien, sehingga prosedur akses pembuluh vena ini harus diulang berkali-kali. Hal ini tentunya dapat menyebabkan pasien merasa tidak nyaman, bahkan mengalami trauma fisik maupun psikologis. Alasan tersebut menjadi inspirasi sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menciptakan Visiovein, agar prosedur akses vaskular menjadi lebih mudah, efisien dan aman.

visioveinVisiovein merupakan sebuah sistem yang mampu menemukan jalur pembuluh vena pada tubuh pasien, dengan cara memancarkan cahaya inframerah dengan panjang gelombang tertentu pada tubuh pasien. Alat ini terdiri dari dari tiga bagian utama. Pertama, rangkaian LED inframerah untuk memancarkan cahaya inframerah pada tubuh pasien. Kedua, kamera inframerah untuk mengolah citra digital dan menangkap gambaran jalur pembuluh vena pada tubuh pasien. Ketiga, unit pemroses dan pengolah data akan menampilkan gambaran jalur pembuluh vena tersebut pada layar LCD secara realtime.

Visiovein dikembangkan oleh lima mahasiswa UGM secara interdisipliner, antara mahasiswa Pendidikan Dokter dan mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi. Mereka adalah Yasmin Noor Afifah, Putri Istiqomah Rizki Hidayatun, Ardianto Nugroho, Faisal Fajri Rahani dan Intan Nur Fadliilah.

Visiovein dibuat sebagai purwarupa alat deteksi vena dengan mengembangkan teknologi pengolahan citra digital. Seiring dengan perkembangan teknologi dunia, alat bantu visualisasi vena memang sudah dibuat. Akan tetapi harganya sangat mahal. Maka, untuk mewujudkan swasembada teknologi Indnesia, Visiovein hadir sebagai solusi permasalahan tersebut. Visiovein dibuat sedemikian rupa sehingga potensial untuk dikembangkan dan dapat didistribusikan di fasilitas kesehatan di Indonesia baik di Puskemas, rumah sakit, maupun pelayanan pribadi dokter. Ke depan, Visiovein dapat dikembangkan dengan menggunakan proyeksi laser khusus agar sistem mampu menampilkan gambaran jalur pembuluh vena pada tubuh pasien secara langsung (Virtual Reality). (Yasmin/PD)