FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menginisiasi Gerakan Desa Batik Sehat. Dimulai sejak 2016, Desa Batik Sehat adalah sebuah kolaborasi penelitian dari beberapa departemen dan universitas untuk meningkatkan status kesehatan pembatik dan lingkungan. Desa Batik Sehat merupakan kolaborasi FK-KMK UGM dengan RSUP Dr. Sardjito dan RSA UGM (anggota AHS UGM), FMIPA UGM, Fakultas Farmasi UGM, ITB, UNAIR, IPB, UNY, dan ISI Yogyakarta.
Tim Desa Batik Sehat menyelenggarakan Variety Show Desa Batik Sehat yang tayang premiere di kanal YouTube Universitas Gadjah Mada (link: https://youtu.be/WA6vYtf42ys), Kamis (20/10) pukul 12.30 WIB. Kegiatan ini sebagai upaya untuk mempromosikan Kesehatan pembatik dan lingkungannya.
Kegiatan variety show merupakan kerja sama Tim Desa Batik Sehat dengan KBRI Rusia-Belarusia dan Kementerian Luar Negeri RI. Rangkaian kegiatan diantaranya webinar dengan tema Environmental Friendly and No Human Hazards Batik Production, produksi video-video pendek berupa Senam Pembatik Indonesia yang diikuti kader kesehatan kerja dan pekerja batik, serta video edukasi penerapan sentra batik sehat dan ramah lingkungan.
Variety Show Desa Batik Sehat turut mengundang KBRI dan KJRI seluruh dunia, Komunitas Sekar Jagad di seluruh dunia, KAGAMA, universitas-universitas yang terlibat dan masyarakat umum untuk dapat meningkatkan kepedulian dan menciptakan kesehatan jasmani dan lingkungan pembatik sebagai bentuk mempertahankan penghargaan dari warisan budaya batik ini sendiri.
Variety show Desa Batik Sehat diharapkan dapat meningkatkan antusias peserta untuk mengetahui tentang batik secara detail, bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas dan aman bagi para pekerja, menjadi dasar pengambil kebijakan bagi pemangku kebijakan (stakeholders) dalam membuat aturan yang tepat terkait produksi batik, meningkatkan taraf hidup masyarakat pembatik, serta mengurangi angka absen akibat sakit karena posisi membatik yang tidak tepat.
Aktivitas industri batik tentu memberikan banyak kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah. Namun, hal ini tidak lepas dari timbulnya permasalahan kesehatan pekerja dan lingkungan sekitar. Pembatik dapat terpapar bahan kimia, iritatif, toksik dan karsinogenik serta bahaya fisik yang berakibat tingginya penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, diadakan penelitian dibidang kesehatan untuk memperhatikan kesehatan pembatik dan lingkungan. Harapannya melalui penelitian yang telah dilakukan, Yogyakarta sebagai sentra produksi batik, juga dapat menjadi rujukan tempat produksi batik yang sehat dan berkualitas bagi pekerja. (Kontributor: Tim Desa Batik Sehat)