Vaksin Melengkapi 5M

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjsama dengan TVRI Yogyakarta menyelenggarakan acara Jogja Sehat yang ditayangkan di TVRI Yogyakarta setiap hari Rabu pukul 14.30-15.00 WIB. Tayangan perdana kali ini mengusung tema mengenai Vaksinasi dan Pencegahan COVID-19 dengan mengundang dua narasumber pakar FK-KMK UGM Prof. dr. Hari Kusnanto Josef, SU., Dr.PH. dan dr. Mei Neni Sitaresmi, SpA(K)., PhD pada hari Rabu (7/4).

Vaksin sangat penting dalam pencegahan COVID-19, sebagai pelengkap dalam menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi). “Vaksin ibarat tentara didalam tubuh yang dilatih dan dipersiapkan untuk berperang melawan COVID-19”, ujar Prof. Hari, pakar epidemiologi dan kedokteran keluarga FK-KMK UGM.

Vaksin diberikan dua kali dengan rentan waktu empat minggu guna membentuk kekebalan tubuh. “Berdasarkan penelitian, empat minggu sudah membentuk kekebalan yang cukup kuat melawan COVID-19,” ujar dr. Mei Neni Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni dan Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM.

Sebelum disuntikkan vaksin, dilakukan proses skrining terlebih dahulu untuk memastikan bahwa individu tersebut siap untuk di suntik vaksin, setelahnya dilakukan observasi selama 30 menit untuk melihat reaksi pemberian vaksin. Seseorang yang tidak mendapatkan vaksin maka ketika diserang COVID-19 maka lebih berat dibanding yang sudah mendapatkan vaksin. Lansia yang memiliki riwayat penyakit justru perlu diberikan vaksin, tentunya dengan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Berdasarkan penelitian, pemberian vaksin menunjukkan bahwa potensi mencegah penyakit 60%, artinya masih ada kemungkinan terinfeksi, meskipun gejalanya tidak seberat yang tidak divaksin

Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin. “Ada beberapa kejadian setelah divaksin menjadi positif COVID-19, ini disebut KIPI, namun bukan disebabkan oleh vaksin tetapi kejadian yang kebetulan (coinsiden), saat di vaksin sudah ada penyakitnya,” jelas dr. Mei Neni. (Dian/IRO)

Tonton video selengkapnya dalam link berikut ini Jogja Sehat Eps. 1

Berita Terbaru