Usaha Berhenti Merokok

FK-KMK UGM. Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Raisa Radio kembali menyelenggarakan bincang-bincang santai bersama Marsudi, SE seorang karyawan Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada berdiskusi mengenai pengalamannya berhenti merokok dalam topik “From Everyday to Zero: Sharing Pengalaman Berhenti Merokok”.

Merokok adalah hal yang sudah biasa di negeri ini, di kalangan pecandu rokok, merokok itu menyehatkan, membuat lebih produktif, mencerahkan pikiran, memudahkan dalam mengalirkan gagasan dan banyak sekali alasan yang dikatakan oleh seorang perokok untuk tetap merokok.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Marsudi saat pertama kali mencoba untuk memulai merokok di usia 15 tahun. “Saya pertama kali merokok di usia SMP sekitar 15 tahun, saya merasakan setelah merokok dan minum kopi saya menjadi lebih bersemangat dan merasa lebih produktif,” ungkapnya, Senin (30/05).

Minimnya informasi tentang bahaya merokok khususnya di kalangan masyarakat pedesaan, membangun anggapan bahwa merokok itu baik, sehat, normal, menambah pemasukan negara dari setoran cukainya, memberikan lapangan kerja bagi rakyat kecil, padahal berdasarkan penelitian mengatakan bahwa buruh industri rokok mendapatkan upah rendah jika dibandingkan dengan buruh industri lainnya.

“Dari pengalaman saya sendiri, setelah memasuki usia senja, bahaya merokok mulai dirasakan seperti sering terbatuk-batuk, suara serak, dan wajah lusuh. Selain itu dari segi keuangan juga setelah dihitung saya bisa menghabiskan lebih dari seratus ribu dalam sehari hanya untuk merokok,”,ujarnya saat ditanya mengenai apa saja bahaya merokok.

Marsudi percaya dengan berhenti merokok, beliau dapat membebaskan diri dari kecanduan nikotin pada tembakau yang digunakan sebagai bahan dasar rokok. Yang lebih penting lagi, dapat berkontribusi pada udara bersih milik umat yang tak sepantasnya dikotori, baik dengan aroma tak sedapnya maupun ribuan racun-racun yang sengaja  ditebar.

Acara sore itu dimoderatori oleh  Shirly Putri Saifuddin Mahasiswa Program Studi Kedokteran IUP Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. (Yuga Putri/Reporter)