FK-KMK UGM. Dalam rangka upgrade ilmu di bidang kesehatan mata, Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM pada Jumat (26/4), menyelenggarakan continouing medical education (CME) dengan mengangkat tema Pattern of Uveitis in Nepal serta Diagnosis and Management of Tungal Corneal Ulcer in Nepal.
Bekerjasama dengan Tilganga Institute, kegiatan tersebut menghadirkan dua pembicara ahli di bidang kesehatan mata (opthalmology), yakni Dr. Anu Manandhar dan Dr. Leena Bajracharya dari Nepal. Dihadapan para praktisi, residen dan dokter muda (koas), Dr. Anu memaparkan materi tentang kejadian uveitis di Nepal. Uveitis ialah kondisi peradangan lapisan mata (uvea). Menurut penuturannya, uveitis menjadi kasus yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena kasus tersebut paling banyak diderita oleh usia produktif. “Kejadian uveitis paling banyak diderita oleh kelompok usia 17-60 tahun yang notabene merupakan usia produktif, prevalensinya sebesar 80%,” ujarnya.
Lebih jauh, Dr. Anu menyebutkan bahwa uveitis dapat menyebabkan kebutaan yang selanjutnya berdampak pada kualitas hidup penderitanya. “Dibandingkan lansia, uveitis lebih banyak terjadi di kelompok usia muda. Kita tahu bahwa usia muda memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi, apabila kelompok ini terkena uveitis dan akhirnya mengalami kebutaan, hal tersebut tentu akan berpengaruh pada aspek psiko-sosialnya,” papar Dr. Anu.
Di sesi diskusi, para audiens nampak antusias mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber. Tak hanya tertarik dengan topik uveitis, para peserta juga tergelitik untuk bertanya topik lainnya seperti keratitis (peradangan kornea mata), Seasonal Hyperacute Panuveitis (SHAPU) hingga tatalaksana terkini penanganannya. (Alfi/Reporter).