Uji Publik Bacaan Populer Pendidikan Kependudukan

FK-KMK UGM. Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan (DITPENDUK) Bagian Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan uji publik buku bacaan populer pendidikan kependudukan berjudul: “Generasi Muda, Generasi Harapan Bangsa”, Selasa (15/10) di auditorium gedung Pascasarjana Tahir Foundation, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Kegiatan yang menggandeng FK-KMK UGM ini bertujuan untuk mendapatkan masukan penyempurnaan draft buku bacaan popular pendidikan kependudukan tersebut. Adapun peserta kegiatan ini di antaranya dari kalangan mahasiswa, dosen, BKKBN Provinsi DIY, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Ikatan Guru Indonesia cabang Yogyakarta, OPD KB Kota Yogyakarta, dan Komunitas GENRE Yogyakarta.

“Materi yang disajikan dalam buku ini memang sesuatu hal yang penting. Hanya saja, terkadang harus dipikirkan bagaimana agar bahasanya mudah dipahami oleh mahasiswa, guru,  maupun masyarakat awam. Hal ini penting, agar pesan bisa disampaikan dengan baik. Karena buku ini berkaitan erat dengan keberlangsungan negara, yakni keseimbangan antara jumlah manusia dan ketersediaan produksi pangan,” ungkap Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K), dalam sambutannya.

Direktur BKKBN, Ahmad Taufik, S.Kom., MAP., dalam paparannya menekankan beberapa hal, di antaranya adalah: kebijakan stretegi pendidikan kependudukan dan materi pendidikan kependudukan.

“Pendidikan kependudukan merupakan upaya terencana dan sistematis untuk membantu masyarkat agar memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang kondisi kependudukan serta keterkaitan timbal bailik atnara perekembangan kependudukan yaitu kelahiran, kematian, perpindahan serta kualitas penduduk dengan kehidupan sosial, ekonomi, kemasyarakatan dan lingkungan hidup sehingga merereka memiliki perilaku yang bertanggung jawab dan ikut peduli dengan kualitas hidup generasi sekarang dan masa mendatang,” paparnya.

Ahmad Taufik juga menegaskan bahwa program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bukan mengurangi jumlah penduduk, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas SDM, mengurangi kemiskinan dan mencapai kebahagiaan.

Adapun upaya yang ditempuh melalui: pembentukan struktur umur yang seimbang dalam keluarga (dibiayai dan membiayai), menjaga kesehatan reproduksi ibu, dan meningkatkan gizi serta pendidikan anak.

Saat Indonesia menghadapi 4 isu kependudukan yakni kuantitas, kualitas, mobilitas dan data kependudukan. Saat ini masalah kualitas dan kuantitas penduduk menjadi perhatian utama pemerintah terlebih saat ini Indonesia sedang menghadapi masa bonus demografi. Jumlah dan proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) sampai dengan tahun 2030 sangat besar dan merupakan potensi pembangunan jika dikelola dengan baik. Kualitas penduduk Indonesia juga masih terbilang rendah jika dibandingkan dengara lainnya. Berdasarkan data United Nations Development Programme (UNDP) peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2017 berada pada peringkat 113 dan pada tahun 2018 turun menjadi 116 dari 188 negara. (Wiwin/IRO)