UGM Gelar Summer Course 2025: Solusi Inovatif Penanganan dan Manajemen Penyakit Kanker

FK-KMK UGM. Kanker kini telah menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia, dengan angka kejadian dan kematian yang terus meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Menurut data GLOBOCAN tahun 2022 yang dirilis oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) pada 8 Februari 2024, terdapat 19.976.499 kasus baru kanker di seluruh dunia, yang mencakup berbagai jenis kanker dan kelompok usia. Jumlah kematian akibat kanker mencapai 9.743.832 jiwa pada tahun 2022.

Di Indonesia, GLOBOCAN mencatat 408.661 kasus baru kanker pada tahun 2022, dengan jumlah kematian akibat kanker mencapai 242.988 jiwa. Angka kejadian kanker yang disesuaikan menurut populasi dunia (Age-Standardized Rate/ASR) mencapai 136,9 per 100.000 penduduk. Risiko kumulatif seseorang di Indonesia untuk terkena kanker sebelum usia 75 tahun diperkirakan sekitar 14%.

Pencegahan melalui edukasi gaya hidup sehat, vaksinasi, dan deteksi dini menjadi langkah krusial untuk menekan angka kejadian kanker. Namun, implementasi program pencegahan dan deteksi dini masih menghadapi kendala seperti keterbatasan fasilitas dan rendahnya kesadaran masyarakat.

Berbagai inovasi terapi kanker kini mengarah pada pengobatan personal berbasis karakteristik genetik pasien, yang bisa meningkatkan respons terapi dibandingkan terapi standar. Di samping terapi kuratif, perawatan suportif dan paliatif yang mengutamakan aspek medis, psikososial, dan spiritual juga semakin diakui sebagai faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Selain inovasi terapi, kesetaraan akses layanan kesehatan menjadi tantangan utama dalam manajemen kanker. Di Indonesia, masih terdapat kesenjangan akses terhadap fasilitas diagnostik dan terapi, terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan. Kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi mutakhir dalam diagnosis dan pengobatan kanker perlu diperkuat agar layanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Data global menunjukkan bahwa di negara-negara dengan kebijakan kesehatan yang proaktif, akses terhadap terapi kanker inovatif meningkat hingga 40%, yang berdampak positif pada penurunan angka kematian akibat kanker.

Oleh karena itu, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Psikologi UGM untuk menghadirkan Summer Course 2025 on Interprofessional Healthcare – Integrative Cancer Management: A Roadmap to Better Outcome.

Program ini akan berlangsung pada 14–25 Juli 2025 di FK-KMK UGM, Yogyakarta, dengan mengusung topik terkini mengenai penanganan kanker secara integratif berbasis kolaborasi lintas profesi kesehatan.

Program diikuti oleh 107 peserta yang berasal dari 30 universitas di dalam negeri dan di luar negeri, terdiri dari mahasiswa sarjana, pascasarjana, dan profesional dari UGM, khususnya dari disiplin ilmu kesehatan dan bidang terkait lainnya. Peserta berasal dari berbagai universitas, seperti Kunming Medical University, Universitas of Medicine Mandalay, Mahidol University Thailand, Innsburck University, Maastricht University, Kadir Has University, Chiang Mai University, University of Gondar, Debre birhan university, Ambo University, University of Amsterdam, Universiti Putra Malaysia, Malaysia, Nepalese Army Institute of Health Sciences, Amrita Vishwa Vidyapeetham, Zhejiang University, dan Universitas di Indonesia.

Kegiatan belajar akan berlangsung secara online maupun offline, meliputi kuliah pakar, praktikum, role play, field trip, serta tugas mandiri melalui platform Learning Management System (LMS). Topik kuliah akan mencakup terapi kanker berbasis biomarker, pendekatan spiritual dalam perawatan paliatif, kesetaraan akses layanan kanker, hingga strategi kebijakan kesehatan publik yang mendukung pengelolaan kanker secara efektif.

Melalui program ini, UGM mempertegas komitmennya dalam mengembangkan pendidikan interprofesi yang berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan kesehatan global masa kini. Kegiatan Summer Course mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas,  SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.