FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Center for Economics and Development Studies (CEDS) Universitas Padjajaran menggelar diskusi dengan mengusung tema “Monitoring Dampak Pandemi Covid-19: Tren Gejala Depresif dan Perilaku pada Mahasiswa”. Diskusi yang digelar melalui webinar ini juga ditayangkan live streaming melalui website (www.kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id) pada Kamis (16/04) pukul 13.00 – 15.00 WIB.
Dalam Forum Manajemen Covid-19, FK-KMK membuka topik baru mengenai kesehatan jiwa dalam pandemi Covid-19. Forum ini dibentuk untuk mengatasi ketidaktahuan mengenai Covid-19 dengan berusaha menggunakan prinsip knowledge management untuk membahas mulai dari aspek virologis, pelayanan klinis, pelayanan non-klinis, logistik, dan juga kebijakan kesehatan. “Harapannya dengan pengetahuan yang membaik, pencegahan Covid-19 akan lebih efektif”, jelas Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD., penanggungjawab utama Forum Manajemen Covid-19 saat membuka kegiatan.
CEDS melakukan sebuah asesmen selama pandemi Covid-19 mengenai masalah gangguan kesehatan jiwa, pada 1465 mahasiswa dengan dasar asesmen adalah sistem surveilans dan respon. “Dalam masa darurat kesehatan perlu melakukan monitoring terus menerus terhadap penyakitnya dan juga dampak yang timbul akibat penyakit tersebut” jelas Dr. Deni Kurniadi Sunjaya, dr., DESS., peneliti dan dosen Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran.
Hasil asesmen menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terkait Covid-19 sebanyak 42.98% responden merasa khawatir dengan kejadian wabah dan 51.16% responden merasa pesimis dengan masa depan. Juga didapatkan bahwa 60% dari media sosial mengakibatkan kecemasan pada mahasiswa. Dalam masa pandemi ini sebanyak 47% responden mengalami gejala depresif paska terjadinya kasus Covid-19, dengan kategori ringan sebesar 32.5%, sedang sebesar 12.1%, dan berat sebesar 2.5%.
Selain itu juga, pembatasan fisik dan sosial merupakan salah satu cara dalam memotong rantai penyebaran Covid-19. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, juga ada potensi isu gejala depresif disana. Oleh karena itu perlu adanya peran institusi dalam kondisi Covid-19. Misalnya dengan konseling online. “Rekomendasinya, bagi mahasiswa yang memiliki gejala depresif memerlukan konsultasi psikologi secara aktif dan dorongan motivasi”, jelas Dr. Adiatma Y.M Siregar., S.E., MEconSt., Direktur CEDS FE Universitas Padjajaran.
Konseling online yang dilakukan Universitas Padjajaran, salah satunya yaitu ‘Se.Me.Di (Selalu Mendampingi Dirimu)’, AMARI-PEDULI Aplikasi Mawas Diri Covid-19. Hal ini juga sejalan dengan yang dilakukan UGM dengan membuka Call Center Psikososial dan dukungan melalui UGM Health Promoting University.
Diskusi kali ini juga menghadirkan dr. Teddy Hidayat, Sp. KJ(K)., seorang praktisi, klinisi, akademisi di Universitas Padjajaran, Dr. Diana Setiyawati., dari Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM, dan Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., Guru Besar FK-KMK UGM yang juga merupakan Ketua UGM Health Promoting University (HPU).
Moderator diskusi, Dra. Retna Siwi Padmawati, MA., mengungkapkan bahwa ada kesamaan dari yang sudah dilakukan beberapa universitas, bahwa yang utama adalah tracing dan active case finding untuk memantau dampak pandemi, kemudian melakukan apa saja yang sudah bisa dilakukan seperti gotong royong membantu mahasiswa dari segala aspek, baik ekonomi, sosial, akademik. Tentunya dalam usaha ini juga perlu pengorganisasian dan tata kelolanya. (Vania Elysia/Reporter)