Transformasi Pendidikan Kedokteran dan SDM Kesehatan

FK-KMK UGM. Salah satu kunci transformasi adalah tersedianya SDM yang kompeten sesuai fungsi dan bidangnya masing-masing sehingga diperlukan peningkatan kapasitas SDM yang berkualitas. Pendidikan kedokteran harus bertransformasi, terus berkembang, serta memaksimalkan teknologi dalam pembelajaran. Kurikulum pendidikan juga harus berkembang dengan basis literasi sains dan literasi teknologi sehingga proses pembelajaran selalu adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. dalam acara Annual Scientific Meeting (ASM) 2022 yang mengusung tema “Adaptasi Pendidikan Kedokteran kesehatan untuk Mendukung Ketangguhan Sistem kesehatan Indonesia”, Sabtu, (5/3) melalui platform zoom dan disiarkan langsung di YouTube FKKMKUGM Official.

Menteri Kesehatan menambahkan FK-KMK UGM sebagai perguruan tinggi berperan besar dalam memberikan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat untuk mendukung program Kesehatan di Indonesia. Kontribusi dalam membentuk ketangguhan sistem kesehatan Indonesia melalui pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama dengan RSUP Dr. Sardjito, RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro dan Rumah Sakit Akademik UGM sebagai sarana pelaksanaan pendidikan kesehatan yang menciptakan lulusan berkualitas yang akhirnya dapat mencetak SDM yang unggul dan berdaya saing global.

“Sehingga cita-cita kita dalam membangun ketangguhan system Kesehatan di Indoneisa dapat tercapai, semoga FK-KMK UGM melahirkan pemimpin-pemimpin kesehatan kebanggaan negara”, harap beliau.

Selaras dengan Menteri Kesehatan RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menyelenggarakan transformasi SDM Kesehatan dengan melakukan transformasi Pendidikan kedokteran. Transformasi Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menciptakan kampus yang nyaman, aman, dan sehat. Tiga aspek penting dalam transformasi Pendidikan kedokteran yaitu: 1) kurikulum yang fleksibel, kuat, dan relevan, 2) Pendidikan yang berorientasi pada manusia, dan 3) lingkungan belajar yang sehat, adaptif, holistik, sehat, aman dan nyaman. Seperti yang disampaikan Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan DR. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. dalam keynote speechnya mewakili Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Kiki Yuliati juga menyampaikan perlunya transformasi SDM Kesehatan untuk mengatasi mal-distribusi dokter dan dokter spesialis baik over-supply dan under-supply di beberapa daerah, meningkatkan kualitas layanan primer dalam hal promotif dan preventif, dan peningkatan rasio dokter. Transformasi kebijakan Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan dilakukan dengan berbagai cara yaitu transformasi standar Pendidikan, standar kompetensi dan kurikulum; penjaminan mutu berbasis evidence; penguatan penelitian translational dan teknologi Kesehatan; serta strategi kolaborasi nasional melalui konsorsium PPDS berbasis kewilayahan AHS.

Dekan FK-KMK menyampaikan bahwa institusi Pendidikan tinggi sebagai wadah dan sumber awal mempersiapkan SDM unggul berperan penting dalam meningkatkan ketersediaan SDM yang kompeten. Harapannya melalui kegiatan ASM mampu menyoroti upaya dari institusi Pendidikan tinggi dalam beradaptasi dan inovasi secara kolaboratif untuk memperkuat sistem Kesehatan Nasional.

“Harapannya melalui kegiatan ASM, FK-KMK mampu melahirkan rekomendasi baru, dan dapat melahirkan sistem pelayanan kesehatan yang ada di tingkat bawah yang baru krn pandemi Covid-19 sudah menjadi tes stres bagi kita dan ternyata di tingkat dasar masih membutuhkan revolusi pelayanan Kesehatan,” ungkap ketua umum Kagama Kedokteran Dr. H.C. dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam sambutannya.

Ketahanan kesehatan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat umum, akademisi, industri maupun oraganisasi non pemerintah. Institusi pendidikan tinggi kedokteran dan kesehatan perlu untuk menangkap perubahan dalam pelayanan kesehatan. Pemanfaatan kedokteran digital, kecerdasan buatan dan robotika serta genomik akan memiliki dampak besar pada pasien dan profesi kesehatan. Adaptasi dan inovasi pendidikan perlu terus-menerus dilakukan agar dapat menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang adaptif dengan perubahan dalam pelayanan kesehatan. Fleksibilitas dalam sistem pendidikan sangat diperlukan. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua ASM Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D.

ASM diselenggarakan oleh KAGAMA Kedokteran bekerjasama dengan FK-KMK UGM, RSUP Dr Sardjito, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dan RSA UGM, dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-76 FK-KMK UGM, HUT ke-40 RSUP Dr. Sardjito, HUT ke-94 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, dan HUT ke-10 RSA UGM diikuti oleh lebih dari 500 peserta dengan mengundang narasumber nasional dan internasional. (Dian/IRO)

 

Berita Terbaru