FK-KMK UGM. Pandemi membuat banyak orang berupaya untuk selalu dalam kondisi prima.Pemilihan sumber makanan yang sehat menjadi salah satu cara yang penting untuk tetap menjaga kondisi tubuh. Baik sebagai upaya pencegahan terjadinya penyakit Covid-19 maupun penyembuhan jika sudah terkena penyakit tersebut.
Banyaknya berita yang berderar di masyarakat saat ini mengenai pemilihan makanan yang boleh atau tidak diperbolehkan selama pandemi, RAISA radio sebagai pelopor radio penyedia informasi kesehatan di Indonesia melakukan bincang-bincang santai dengan tema “Kenali Diet (pengaruh pola makan) yang Baik dan Benar ”, Kamis (26/8) bersama DR. Mirza HST Penggalih, S.Gz, M.PH, RD dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM yang dimoderatori oleh Fasty Arum Utami, S.Gz, M.Scdari departemen yang sama.
“Penerapan pola makan yang baik dan benar itu sebetulnya dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dan isi piringku seperti yang sudah diatur juga oleh pemerintah. Jadi isi piringku itu menggambarkan mengenai anjuran porsi dalam setiap kali makan. Dalam sekali makan jumlah porsi sayuran dan buah sebanding dengan porsi nasi ditambah lauk-lauk. Dengan rincian piring berisi 1/3 porsi lauk pauk dan 2/3 porsi makanan pokok. Sebagian lagi 1/3 porsi buah dan 2/3 porsi sayur”, jelas Bu Mirza.
Aturan tersebut juga diharapkan tetap bisa dilakukan saat seseorang sedang isoman atau terjangkit penyakit virus covid-19. Namun memang saat virus tersebut masuk ke dalam tubuh, indra perasa sering hilang sehingga nafsu makan turun dan mengakibatkan tubuh kekurangan energi dan lemas.
Meskipun nafsu makan sering turun saat terjangkit virus covid-19, namun ada beberapa cara yang menurut Bu Mirza bisa dilakukan untuk memperbaikinya. Pertama, mencoba memilih makanan yang memiliki rasa manis dan asam, karena makanan tersebut biasanya memiliki rasa yang kuat dan sedikit bisa membangkitkan nafsu makan pasien. Kedua, hindari, makanan yang berlemak tinggi, karena biasanya mengandung bahan inflamasi dan akan semakin memperparah penyakit itu sendiri. Ketiga, untuk minuman bisa memilih jus yang rasanya asam seperti jus buah naga, jus jeruk maupun buah anggur. Keempat, untuk penyediaan lauk bisa memilih berbagai masakan ungkep, pepes, ataupun lauk yang berbumbu tajam dengan olahan rempah.
Perlu disadari juga bahwa saat seseorang sudah terjangkit virus ini, biasanya kondisi tubuh sudah tidak memungkinkan untuk memasak dan mengolah masakan. Sehingga alternatifnya pasti memberi makanan secara online. Pembelian makanan secara online ini juga sekarang perlu diperhatikan agar tidak salah memilih.
“Sebetulnya saat ini sudah banyak sekali makanan sehat yang juga tersedia di platform-platform online atau restoran terdekat tinggal bagaimana setiap orang bisa melek dengan literasi makan sehat dan tidak melulu memilih makanan tinggi lemak”, ungkap Bu Mirza.
Pada prinsipnya, setiap makanan tidak ada yang bisa menjadi superfood atau hanya bisa dimakan satu jenis saja, namun makanan yang di konsumsi itu harus beragam karena zat gizinya saling melengkapi satu sama lain. Makanan yang banyak disukai masyarat seperti tinggi gula dan lemak juga sebetulnya masih boleh di konsumsi tetapi perlu diperhatikan bagaimana memenejemen diri sendiri supaya tidak terus menerus.
Bu Mirza menyampaikan pesan di akhir sesi bahwa kesehatan itu mahal harganya, salah satu hal yang mendukung adalah makan dan olahraga. Sehingga perlu diperhatikan prinsip makan yang sesui dengan kebutuhan, bisa jadi dikurangi bisa jadi ditambah dengan cara menerapkan gizi seimbang, dan isi piringku. (Yuga/Reporter)