Tim PKM UGM Teliti Potensi Ekstrak Daun Rosemary sebagai Agen Nefroprotektif untuk Menekan Progresivitas Gagal Ginjal Akut

FK-KMK UGM. Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) melaksanakan penelitian mengenai potensi ekstrak daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) sebagai agen nefroprotektif dalam upaya menghambat progresivitas gagal ginjal akut (GGA). Penelitian ini memiliki relevansi klinis yang tinggi mengingat penatalaksanaan GGA saat ini masih berfokus pada terapi suportif tanpa adanya intervensi farmakologis spesifik yang mampu menghambat kerusakan ginjal secara langsung.

Ketua tim peneliti, Randika Taufiq Hari Nugraha, menjelaskan bahwa gagal ginjal akut merupakan kondisi klinis serius yang dapat menimbulkan mortalitas tinggi bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. “Pendekatan terapi konvensional saat ini masih berorientasi pada pengendalian gejala dan komplikasi. Melalui penelitian ini, kami berupaya mengkaji potensi bahan alam yang memiliki aktivitas protektif terhadap jaringan ginjal,” ujarnya.

Kegiatan penelitian ini turut melibatkan Artha Maressa Theodora Simanjuntak, Frengki Prabowo Saputro Wijayanto, Devi Vita Sari, dan Evelyn Hartono, di bawah bimbingan dr. Nur Arfian, Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Menurut Devi Vita Sari, daun rosemary mengandung senyawa bioaktif utama seperti asam rosmarinat dan kuersetin yang memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Kedua senyawa tersebut berpotensi memberikan efek nefroprotektif dengan menurunkan stres oksidatif serta mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat pada jaringan ginjal. “Melalui serangkaian analisis menggunakan Spektrofotometri UV-Vis, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), dan uji aktivitas antioksidan metode DPPH, kami berhasil mengidentifikasi kandungan fenolik dan flavonoid yang berperan dalam aktivitas proteksi ginjal,” jelasnya.

Artha Maressa Theodora Simanjuntak menambahkan bahwa hasil pengujian menunjukkan kesesuaian antara profil fitokimia dan aktivitas biologis ekstrak rosemary. “Kandungan bioaktif yang teridentifikasi terbukti memiliki kemampuan dalam menekan stres oksidatif, yang merupakan salah satu mekanisme utama terjadinya kerusakan seluler pada ginjal,” paparnya.

Sementara itu, Evelyn Hartono menekankan pentingnya integrasi pendekatan multidisiplin dalam penelitian bahan alam. “Penelitian ini diharapkan menjadi landasan ilmiah bagi pengembangan terapi alternatif yang lebih efektif, aman, dan terjangkau untuk penatalaksanaan gagal ginjal akut,” katanya.

Frengki Prabowo Saputro Wijayanto menuturkan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan obat herbal terstandar berbasis keanekaragaman hayati Indonesia. “Tahapan selanjutnya diharapkan mencakup uji praklinik untuk menilai potensi ekstrak rosemary sebagai kandidat fitofarmaka,” ujarnya.

Penelitian ini memperoleh dukungan pendanaan dari Simbelmawa serta bimbingan akademik dari dosen FK-KMK UGM. Hasil riset akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah dan menjadi langkah awal menuju penelitian lanjutan di bidang farmakologi dan nefrologi.

Selain memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu di bidang biomedis dan farmasi, penelitian ini juga mendukung pencapaian SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Melalui pengembangan terapi berbasis bahan alam yang potensial menurunkan morbiditas akibat penyakit ginjal, penelitian ini berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, pencegahan penyakit kronik, serta pengembangan intervensi terapeutik yang lebih aman, efektif, dan berkelanjutan. (Kontributor: Randika Taufiq Hari Nugraha).