Tim Mahasiswa FK-KMK UGM Masuk Final Kompetisi Internasional: Inovasi Larvasida dari Kulit Mangga

FKKMK UGM. Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dijuluki Tim MOSAIC, berhasil menjadi finalis dalam Kompetisi Internasional Bio-Circular-Green economy (BCG). Acara ini diselenggarakan oleh Kasetsart University, Thailand. Final kompetisi ilmiah berlangsung pada 18 Januari 2024 secara hybrid, melalui online Zoom dan hadir langsung.

Tim MOSAIC yang terdiri dari Santi Andriyani, Salman Hafiz Ar-ramli Lubis, Nisa Munawwarah, dan Jessica Edelyne merupakan mahasiswa S1 semester 5. Mereka dibimbing langsung oleh Dr.rer.nat. apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc., peneliti Pusat Kedokteran Herbal FK-KMK UGM. Pada kompetisi tersebut, Tim MOSAIC mempresentasikan ide inovatif mereka tentang pengembangan limbah kulit mangga sebagai larvasida alami yang ramah lingkungan. Gagasan ini bertujuan untuk mengatasi masalah demam berdarah dengue yang meningkat tajam di Thailand.

Laporan WHO 2023 menunjukkan peningkatan kasus demam berdarah dengue di Thailand lebih dari 300% dari tahun sebelumnya, dengan prevalensi yang tinggi dan angka kematian yang meningkat. Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan fenomena El Nino diyakini mempengaruhi penyebaran wabah ini. Tim MOSAIC mengusulkan penggunaan limbah kulit mangga yang melimpah di Thailand sebagai solusi inovatif dan ramah lingkungan untuk mengatasi masalah ini. Senyawa aktif dalam kulit mangga seperti flavonoid, saponin, dan tanin dapat dimanfaatkan dan terbukti memiliki potensi sebagai larvasida alami.

Dr. Arko Jatmiko Wicaksono menyatakan bahwa partisipasi dalam kompetisi internasional ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide ilmiah mereka di tingkat global. Ia juga menekankan bahwa ide MOSAIC mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan, serta SDG 13 tentang aksi perubahan iklim. Prestasi tim MOSAIC tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya solusi berbasis lingkungan tetapi juga memberikan kontribusi berharga dalam penanganan wabah demam berdarah dengue secara global. (Kontributor: Pusat Kajian Kedoteran Herbal/Editor: Guntari)