FK-KMK UGM. Departemen Keperawatan FK-KMK UGM melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelayanan terapi Sujok di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta pada tanggal 10 Juni 2025. Ini merupakan penutup kegiatan yang dimulai sejak awal Mei 2025 (7 kali pertemuan). Kegiatan pengabdian masyarakat ini terintegrasi dengan Mata Kuliah MBKM CAT-PM (Complementary Alternative Therapy – Pain Management) di Program Studi Ilmu Keperawatan, FK-KMK UGM dan mendapatkan pendanaan melalui Hibah Pengabmas Terintegrasi dari FK-KMK UGM.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di RSJ Grhasia melalui terapi Sujok mendapatkan respon positif dari peserta berupa antusiasme dalam mengikuti kegiatan terapi. Total peserta yang mengikuti kegiatan terapi ini adalah sebanyak 84 orang dengan mayoritas jenis kelamin peserta adalah perempuan. Dari keseluruhan peserta terdapat total keluhan sebanyak 114 keluhan. Hasil terapi menunjukkan adanya penurunan nyeri dan peningkatan kenyamanan peserta. Meskipun begitu, respon masing-masing individu terhadap terapi berbeda-beda. Hal ini dikarenakan perbedaan skala nyeri yang dirasakan oleh setiap individu peserta dan metode terapi yang digunakan oleh setiap terapis.
Metode kombinasi pijat, warna, dan biji pada basic Su (tangan) dengan penggunaan Elastic Wire Colour and Tera-Wave Therapy (EWCT) yang berwarna biru, pada titik triorigin merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh terapis dalam pemberian terapi. EWCT adalah temuan terbaru dari Prof. Intansari Nurjannah, SKp., MNSc., PhD pada bulan Maret 2025, dalam bidang Terapi Sujok dan telah digunakan lebih dari 1000 orang yang membutuhkan terapi dengan hasil yang menjanjikan.
Di RSJ Ghrasia, staf yang membutuhkan terapi memiliki keluhan yang beragam. Keluhan terbanyak adalah nyeri pada bahu dan tangan dengan skala nyeri yang berbeda-beda. Terdapat juga keluhan Low Back Pain dan kesemutan pada beberapa bagian tubuh. Namun, terdapat beberapa keluhan yang berbeda dari keluhan lain, seperti vertigo, gastritis, hingga sinusitis. Keluhan yang tidak biasa ini tentu membutuhkan terapi yang lebih intensif dan perlu dilakukan terapi secara mandiri di rumah secara rutin.
Pada saat kegiatan terapi dilakukan, pasien menyambut dengan sangat antusias dan baik. Beberapa keluhan bisa dikurangi gejalanya bahkan sampai hilang gejala. Pasien merasa sangat terbantu dengan dilakukannya terapi ini. Pasien juga diberikan edukasi untuk melakukan terapi Sujok secara mandiri di rumah pada titik area yang sudah ditunjukkan oleh terapis.
Ketua Pengabdian Masyarakat, Prof. Intansari Nurjannah, SKp., MNSc., PhD dan anggota tim: Moh. Hendra Setia Lesmana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D, menyampaikan bahwa kegiatan Pengabdian masyarakat MBKM-CAT ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Mengingat manfaat dari terapi Sujok, Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas akan mengadakan kegiatan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk dapat menjadi Terapis Sujok bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pada bulan Juni 2025. Adapun rencana kegiatan pelatihan bagi masyarakat umum/termasuk kader kesehatan direncanakan pada bulan Agustus-September 2025. Bagi yang berminat untuk mengikuti kegiatan ini dan ingin mendapatkan informasi langsung, dapat menghubungi Ketua Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas (email: intansarin@ugm.ac.id atau HP: 0822 2799 7622). (Kontributor: Muh. Hendra Setia Lesmana).