Tantangan Promosi Kesehatan dalam Pengembangan Media

FK-KMK UGM. Departemen Perilaku Kesehatan Lingkungan dan Kedokteran Sosial (HBES) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar seminar “Tantangan Promosi Kesehatan dalam Pengembangan Media: Apa yang Harus Disiapkan?”, Rabu (18/11) secara daring.

Acara seminar yang terbuka untuk umum ini menghadirkan Health Professor at Universitat Oberta De Catalunya (UOC), Prof. Carme Carrion Ribas., dan dosen FISIPOL UGM, Wahyu Kustiningsih, MA., dengan moderator dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., PhD.

“E-health berkembang sangat pesat. Terdapat 8 tantangan utama dalam era ini, yakni adanya pergeseran paradigm, pemberdayaan kesehatan digital, optimalisasi data kesehatan, e-health tools, evaluasi validasi dan penilaian, implementasi, serta kewaspadaan terhadap teknologi itu sendiri. Memang teknologi sangat baik dan membantu pekerjaan manusia, namun kita juga harus tetap waspada atas risiko-risiko yang mungkin muncul di dalamnya,” papar Prof. Carme.

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal dalam hidup terutama dalam penggunaan sosial media. Hal ini diungkapkan Wahyu Kustiningsih saat mengawali paparannya.  Dirinya juga menambahkan pentingnya menetapkan tujuan awal saat akan memanfaatkan ataupun membuat sosial media.

“Posisi kita membuat masayarakat lebih kritis terkait informasi, hingga membuat keputusan sendiri berdasarkan literature yang ada. Bahkan, analisa kritis serta pemikiran kritis penting untuk ditumbuhkan dalam era media digital. Tidak serta merta mengamini informasi yang tersebar,” imbuhnya.

Prinsipnya, Wahyu menambahkan, dalam pengelolaan sosial media perlu menentukan siapa sasarannya dan sejauh mana urgenitasnya. “Keseluruhan proses ini diperoleh melalui brainstorming. Meskipun proses dirasakan sulit karena semua orang memiliki kepentingan, tetap kita harus fokus pada prioritas yang disasar untuk apa konten tersebut diproduksi,” tegasnya.

Bahkan, target dan tujuan itu yang menjadi konsen dari pembuatan konten media. Karena menurut Wahyu, risiko dan dampak harus dipikirkan sejak awal agar tidak terjadi kesalahan informasi yang akan diikuti oleh masyarakat secara meluas. (Wiwin/IRO)

Berita Terbaru