Tantangan Perawatan Gigi untuk Lansia

FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Health (CBMH) FK-KMK UGM melaksanakan Raboan Research and Perspective Sharing dengan topik Empowering Elderly: Fresh Insights Into Aging And Geriatric Dentistry. Materi tersebut disampaikan oleh Dr. Naveen Chhabra dari School of Dentistry, International Medical University pada Rabu (4/10) melalui zoom meeting.

Menurut Dr. Naveen, pasien gigi mayoritas berasal dari lansia. “Yang dimaksud lansia di sini mencakup 3 kelompok, yaitu young elderly (65-74 tahun), mid old (75-84 tahun), serta oldest (85 tahun ke atas),” jelas Dr. Naveen.

Indonesia dan Malaysia diperkirakan memiliki banyak jumlah lansia pada tahun 2035. Untuk itu, perawatan gigi untuk lansia perlu perhatian lebih supaya bisa berjalan maksimal. Terdapat beberapa tantangan dalam mewujudkan hal ini, antara lain penyakit degeneratif, perubahan neurofisiologis, perubahan fisiologis mulut, dan situasi mental. Seiring dengan bertambahnya usia, masalah-masalah tersebut dapat mengganggu pengobatan pasien gigi.

Pertambahan usia juga menyebabkan berubahnya beberapa jaringan pada mulut. Perubahan tersebut antara lain perubahan pada kelenjar ludah dan sekresi ludah, perubahan pada gigi, perubahan pada selaput lendir mulut, serta penuaan dan penyakit periodontal.

Meskipun masalah gigi yang menyerang lansia dapat diobati atau dicegah, banyak lansia yang tidak memanfaatkan perawatan tersebut. Sebagian besar lansia yang berusia lebih dari 60 tahun tidak diperkenalkan dengan konsep kedokteran gigi preventif pada usia muda. Masih banyak yang berpendapat bahwa kehilangan gigi adalah bagian normal dari proses penuaan. “Melihat hal ini, sebenarnya lansia membutuhkan perawatan yang penuh empati,” jelas Dr. Naveen. (Nirwana/Reporter)