Tantangan dan Peluang Pengembangan Telemedisin di Indonesia

FK-KMK UGM. Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan Seminar Rabuan pada Rabu (4/5) dengan tema “Peluang dan Keberlangsungan Pelayanan Telemedisin Pasca Pandemi Covid-19 di Indonesia”. Seminar ini tidak hanya membahas peluang penggunaan telemedisin di masyarakat, tetapi juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH., Ph.D (Ketua Aliansi Telemedik Indonesia) memberikan paparan mengenai peluang dan tantangan pelayanan telemedisin di Indonesia. “Telemedisin sebagai enabling dalam pelayanan kesehatan menjadi peluang yang perlu mendapat perhatian. Namun, ada banyak tantangan yang dihadapi dalam proses pengembangannya,” jelas Prof. Purnawan. Keterbatasan regulasi telemedisin dalam masa pandemi menjadi salah satu tantangan tersebut.

Hadir pula Suharyo Sumarsono, B.Eng., M.Eng., Sc. (Direktur dan Konsultan Senior Kertiyasa Nirwanda Kawasita) memberikan paparan mengenai “Pengalaman dari Sisi Konsultan dalam Mendampingi Implementasi Telemedisin”. Suharyo menjelaskan bahwa ada beberapa alasan pengembangan telemedisin di Indonesia, yaitu adanya pandemi dan pembatasan fisik, transformasi sistem kesehatan, kemajuan teknologi, dan kebutuhan peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat.

Selain tantangan masa pandemi, pengembangan telemedisin di Indonesia menemui kendala lain, seperti kurangnya SDM, pembiayaan, infrastruktur yang belum merata, serta belum optimalnya kebijakan dan dukungan dari stakeholder. (Nirwana/Reporter)