Tantangan dalam Mewujudkan Kesetaraan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia

FK-KMK UGM. Akses air minum dan sanitasi aman menjadi prioritas nasional saat ini. Nur ‘Aisyah Nasution, S.T., .M.S. (Koordinator Air Minum dan Sanitasi BAPPENAS) memaparkan bahwa ada beberapa isu dan tantangan dalam mewujudkan air minum dan sanitasi aman. Diantaranya adalah bencana perubahan iklim, tekanan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, cakupan akses pelayanan yang masih rendah, menurunnya water security dan pencemaran air, penyediaan infrastruktur yang belum optimal, serta alokasi pendanaan belum sesuai kebutuhan.

Paparan ini disampaikan dalam kegiatan Raboan Discussion Forum yang diselenggarakan oleh Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM pada Rabu (9/11) melalui zoom meeting. Kegiatan Raboan kali ini membahas “Progress on SDG 6 Clean Water and Sanitation in Indonesia and How Academia Can Contribute to That”.

Hadir pula Prof. Dr. Juliet Willetts dari Institute for Sustainable Futures, University of Technology Sydney. Prof. Willetts membawakan topik berjudul “International Scientific Collaboration in the WASH Sector in Indonesia”. Prof. Willetts adalah seorang ahli dalam bidang penelitian terkait air dan sanitasi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.

Prof. Sri Irianti, SKM, M.Phil., Ph.D (National Research and Innovation Agency – BRIN) menjelaskan bahwa ada beberapa tantangan dalam riset WASH di Indonesia. “Riset WASH belum masuk dalam agenda riset mainstream, riset WASH belum sepenuhnya dapat mengatasi kesetaraan, hubungan antara WASH dan kesehatan belum sepenuhnya terbukti, serta hanya ada sebagian kecil hasil penelitian WASH yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan kebijakan berbasis bukti,” jelasnya. (Nirwana/Reporter)